Pandemi Covid-19: Waspadai Resistensi Akibat Penggunaan Antibiotik yang Sembrono

- 2 Agustus 2021, 20:38 WIB
Pada masa pandemi Covid-19 ini para ahli kesehatan mengkhawatirkan dampak penggunaan antibiotik yang sembrono yakni terjadinya resistensi antibiotik.
Pada masa pandemi Covid-19 ini para ahli kesehatan mengkhawatirkan dampak penggunaan antibiotik yang sembrono yakni terjadinya resistensi antibiotik. /Pexels/

INDOBALINEWS – Pada masa pandemi Covid-19 ini para ahli kesehatan mengkhawatirkan dampak penggunaan antibiotik yang sembrono yakni terjadinya resistensi antibiotik.

Secara sederhana, resistensi antibiotik adalah kemampuan bakteri dan kuman lain untuk melawan efek antibiotik yang dulu sensitif terhadap mereka.

“Menurut WHO, Antimicrobial Resistance atau AMR terjadi ketika bakteri, virus, jamur dan parasit berubah dari waktu ke waktu dan tidak lagi merespon obat-obatan, membuat infeksi lebih sulit untuk diobati dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit, penyakit parah dan kematian,” kata Dr Mahesh M Lakhe, konsultan – penyakit dalam & penyakit menular, Columbia Asia Hospital, Pune, dikutip dari Indian Express, Senin 2 Agustus 2021.

Baca Juga: Cara Mengatasi dan Mencegah Gangguan Lambung Saat  Musim Hujan

Kata Dr Lakhe mikroba ini menjadi resisten terhadap satu atau lebih kelas agen antimikroba, yang menyebabkan kegagalan pengobatan.

Adanya bakteri atau virus resisten semacam ini di masyarakat dan fasilitas perawatan kesehatan, terutama ICU, menimbulkan risiko (bagi pasien yang sakit) hasil negatif dalam perawatan.

Pada 2013, Dewan Penelitian Medis India (ICMR) mendirikan Antimicrobial Resistance Surveillance & Research Network (AMRSN) untuk memungkinkan kompilasi data pada enam kelompok patogen pada resistensi antimikroba. Setelah pengawasan ekstensif yang dilakukan secara nasional, Program Penatagunaan Antimikroba dimulai untuk meningkatkan penggunaan antibiotik di rumah sakit.

Namun, situasinya memburuk di tengah Covid dengan dokter mengaitkan peningkatan risiko resistensi antibiotik dengan penggunaan antibiotik "spektrum luas kelas atas" yang tidak bermoral.

Baca Juga: Kenapa Long Covid-19 Bisa Menyebabkan Kabut Otak? Begini Cara Mengatasinya

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Indian Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x