Viral di Medsos Nyamuk Wolbachia Lebih Bahaya Dibanding Covid 19, Benarkah? Cek Faktanya

- 26 November 2023, 11:51 WIB
Ilustrasi. Nyamuk Wolbachia Disebar di Ujungberung Bandung, Pj Gubernur Jabar Minta Masyarakat Tak Takut./istimewa
Ilustrasi. Nyamuk Wolbachia Disebar di Ujungberung Bandung, Pj Gubernur Jabar Minta Masyarakat Tak Takut./istimewa /

Namun, benarkah Sebaran nyamuk Wolbachia akan menjadi pandemi kedua dan sebabkan depopulasi?

Baca Juga: Liga 1: Bhayangkara FC vs Persija Jakarta, Ryo Matsumura Intip Moment Bangun Chemistry dengan Gustavo Almeida

Penjelasan:

Dalam berkas laporan Pusat Kedokteran Tropis UGM yang dibagikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi kepada Antara bahwa Wolbachia juga tidak menginfeksi manusia, tidak terjadi transmisi horizontal terhadap spesies lain dan tidak mencemari lingkungan biotik dan abiotic. Peningkatan jumlah nyamuk Aedes Aegypti di area pelepasan hanya terjadi saat periode pelepasan.

Ia juga menyampaikan bahwa penggunaan bakteri Wolbachia dalam upaya pengendalian penularan demam berdarah dengue tidak berpotensi menimbulkan penyakit baru.

"Wolbachia tidak menimbulkan penyakit baru yang berbahaya bagi kesehatan, sudah ada penelitian dan kajian risiko," kata Nadia.

Baca Juga: Peringatan Hari Guru Nasional 25 November 2023, Berikut 10 Link Twibbon Gratis Cocok untuk Sosial Media

Sementara itu Dokter spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia Nariswari atau biasa disebut dr Ningz memastikan bahwa penyebaran nyamuk ber-Wolbachia bukan merupakan uji coba yang belum terbukti, karena uji coba dan penelitian tentang bakteri ini telah dilakukan sejak 2011.

Dia menyebutkan terdapat sejumlah negara endemis DBD seperti Brazil, Australia, Vietnam, Meksiko, dan Sri Lanka yang juga menerapkan hal yang sama.

Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak mudah mempercayai sejumlah berita hoaks terkait Wolbachia yang banyak beredar di dunia maya. Kemenkes juga akan terus melakukan upaya dalam memberikan informasi yang baik, tidak hanya dari Kemenkes, namun juga sejumlah pakar dan peneliti.

Halaman:

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah