Pameran 'Intuition of Garden': Imaji Bentang Alam di Atas Kanvas Perupa Putu Winata

12 Oktober 2021, 07:11 WIB
Perupa Putu Winata berkarya langsung di tengah hamparan alam. Karyanya dipamerkan dalam pameran tunggal 'Garden of Intuition' di Galeri Zen1, Second Floor Coffee, Kesiman, Denpasar, 9 Oktober-10 November 2021. /Dok. Galeri Zen1

INDOBALINEWS – Perupa Putu Winata menyajikan sejumlah karya yang terinspirasi dari pemandangan kebun, lanskap, dan bentang alam dalam pameran bertajuk Garden of Intuition.

Pameran yang digelar Galeri Zen1 di Second Floor Coffee, Kesiman, Denpasar ini berlangsung pada 9 Oktober hingga 10 November 2021.

Putu Winata yang kelahiran Denpasar 27 Februari 1977 merupakan alumnus ISI Yogyakarta (1995-1999) dan aktif di Sanggar Dewata Indonesia, sebuah kelompok seniman Bali yang kuliah di kota pelajarr itu. Pameran terakhirnya adalah Online Raw Art di Malaysia.

Baca Juga: Nirina Zubir Merasa Lahir Kembali dalam Film Thriller 'Paranoia', Hadir di Bioskop 11 November 2021

"Saya memanfaatkan waktu luang yang sangat panjang pada massa pandemi Covid-19 untuk berkarya," kata Putu Winata di sela pembukaan pameran.

Sejumlah karya Putu Winata mencitrakan impresi bentang alam, taman, kebun, hingga aneka warna bunga dengan teknik unik dari hasil eksperimentasi yang ia lakukan.

Ia mengaku menecelupkan bola pingpong ke dalam genangan cat dan menggulirkan ke atas kanvas sehingga meninggalkan jejak tekstur yang artistik.

Baca Juga: Selebgram Rachel Vennya Diduga Langgar Aturan Karantina, Satgas Covid 19 Layangkan Kecaman

Kekagumannya terhadap warna-warni tekstur maestro rupa seperti Vincent van Gogh dan Claude Monet memengaruhi gaya kepelukisannya.

Lukisan Putu Winata menggambarkan chaos dan cosmos ibarat dua sisi koin, ada kekacauan di balik ketertiban dan menggaungkan kosmologi Hindu-Bali, siklus penciptaan dan kehancuran.

Kata dia proses melukisnya selalu berangkat dari ide tertentu dan ia tidak melukis dari kekosongan. Gagasan tertentu, misalnya tentang lanskap atau kembang, memicunya untuk melukis, namun ide awal itu bukanlah semacam rencana atau skema untuk diwujudkan ke dalam bentuk lukisan.

Baca Juga: Bangkitkan Perekonomian dari Pandemi Covid 19, BPPD Lombok Timur Gelar Sembalun Paragliding

Ia berharap karyanya bisa memberikan sumbangsih bagi khazanah seni rupa dan memberikan sudut pandang baru bagi penikmat seni dan masyarakat.

Kurator pameran Arif Bagus Prasetyo mengatakan goresan dan warna dalam karya Putu Winata mengantarkan isyarat-isyarat visual yang aktif membentuk persepsi tentang alam dalam benak pemirsa.

Terlebih lagi, judul lukisan-lukisan Putu juga menyarankan wacana alam. Pikiran kita tentu seperti dituntun untuk membayangkan alam ketika membaca judul-judul lukisan seperti Berbunga Menjelang Senja, New Season is Coming (Musim Baru Telah Tiba), atau When the Wind Blows (Tatkala Angin Berembus).

Baca Juga: 'Amanah Surya Paloh Kepada Gus Oka Gunastawan untuk Besarkan Lagi Nasdem Bali'

Arif menyebut jika diamati dari dekat lukisan Putu Winata menampakkan karut-marut gores, garis, sapuan, torehan, usapan, dan berbagai perlakuan lain yang terlihat acak, spontan, bahkan liar.

“Tapi jia dipandang dari jarak yang cukup, berbagai anasir kekacauan itu – hampir-hampir secara ajaib – menjadi luruh, lebur, dan membentuk struktur yang dapat dikenali atau dirasakan sebagai citra alam,” tuturnya.

Arif menambahkan dengan teknik lukisnya —yang memadukan teknik bola pimpong, palet, kuas, dan penggunaan jemari tangan— Putu Winata menyambut kehadiran yang tak terduga di kanvasnya.

Baca Juga: Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati Raih Peringkat 17 Perempuan Berpengaruh di Dunia

“Alam mengilhami Putu, tapi sang perupa sesungguhnya tidak melukis alam. Ia tidak memindahkan obyek-obyek yang dilihatnya di dunia nyata ke kanvas. Lukisannya bukan mimesis dalam artinya yang lazim: tiruan dunia nyata,” tutur Arif.

Direktur Galeri Zen1 Nicolaus F Kuswanto mengatakan karya Putu Winata sangat unik dan berbeda dengan sejumlah karya yang pernah dimamerkan galeri ini.

Kata dia pameran ini merupakan yang pertama setelah beberapa kali tertunda akibat PPKM selama pandemi Covid-19.

“Kini Galeri Zen1 kembali berkolaborasi dengan Second Floor Coffee menggelar pameran seni rupa,” ujarnya.***

Editor: M. Jagaddhita

Tags

Terkini

Terpopuler