Prasasti Pura Ulun Ranu Pane Lumajang Diteken Wagub Bali dan Bupati Lumajang

14 Juli 2022, 19:27 WIB
penandatanganan prasasti, peletakan batu dasar pembangunan wantilan sekaligus piodalan Pura Ulun Ranu Pane, Lumajang, Jawa Timur, Kamis 14 Juli 2022. /Dok Pemprov Bali

 

INDOBALINEWS - Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok Oka Sukawati yang didampingi isteri, Tjok Putri Hariyani Ardhana Sukawati, dan sejumlah Kepala OPD Provinsi Bali merasa terharu atas pembangunan wantilan Pura Ulun Ranu Pane dan pelataran jaba sisi (halaman luar) pura.

Penampakan wantilan dan pelataran jaba sudah rapi dengan penataan paving dan tanaman, lengkap dengan gapura yang kokoh.

"Keinginan dan rencana untuk membenahi pelataran jaba sisi pura dan membuatkan satu wantilan yang nantinya sebagai tempat pemedek berteduh jika turun hujan dan untuk beristirahat, baru setahun yang lalu saya utarakan kepada Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq, namun saat ini saya lihat sudah tertata rapi, indah dan juga bersih," ujar Wagub Bali yang akrab disapa Cok Ace dalam sambutannya saat upacara pemelaspasan sekaligus penandatanganan prasasti, peletakan batu dasar pembangunan wantilan sekaligus piodalan Pura Ulun Ranu Pane, Lumajang, Jawa Timur, Kamis 14 Juli 2022.

Baca Juga: Dikhawatirkan, Indonesia Masuki Gelombang Keempat Penularan Varian Covid 19

Ditambahkannya lagi, sungguh luar biasa, hal ini menunjukkan adanya kesamaan visi antara pemerintah daerah Bali dengan pemerintah Kabupaten Lumajang.

Dipaparkan Wagub Cok Ace, bahwa apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Lumajang sudah sejalan dengan visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali", dimana terdapat enam (6) poin' utama yang diterapkan dalam membangun Bali. 

Keenam poin yang dijabarkan antara lain Atma Kertih yakni sebuah konsep menjaga hubungan baik antara manusia dengan Hyang pencipta.

Baca Juga: Wujudkan Pemilih yang Cerdas, KPU Denpasar Sosialisasi ke SMA

Terutama dalam upaya mewujudkan upacara piodalan yang dilaksanakan minimal setahun sekali untuk mengimbangi pembangunan fisik pura.

Yang kedua adalah Jana Kertih yakni manusia sebagai makhluk pribadi harus mampu melakukan penyeimbangan antar pikiran dan perasaan agar tumbuh harmonisasi dalam hidup, baik itu dengan sesama makhluk dan juga alam semesta.

Yang ketiga adalah Jagad Kertih dimana manusia sebagai makhluk sosial diharapkan mampu menjaga integritas dan sinergitas hubungan persaudaraan baik antara masyarakat Bali dengan masyarakat Lumajang.

Baca Juga: Kasus Baku Tembak Dua Polisi, Mahfud MD Sebut Banyak Kejanggalan

Yang keempat adalah Danu Kertih, ddimanakita semua wajib turut serta melakukan pengelolaan agar danau yang ada di sekitar pura bisa berfungsi dan bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Oleh sebab itu dalam rangka menjaga kesucian tempat dan lingkungan sekitar maka perlu dilakukan upacara pakelem.

Yang kelima adalah Wana Kerthi yang mengisyaratkan kita sebagai makhluk Tuhan paling sempurna diantara yang lain mampu berperan serta menjaga dan melindungi kawasan hutan agar tetap hijau dan lestari.

Sedangkan yang keenam adalah Segara Kertih yang memiliki makna agar kita semua menjaga lingkungan dan kebersihan sungai atau laut. 

Baca Juga: Diduga Rem Blong, Minibus Terjun ke Jurang 3 Tewas

Ditambahkan Wagub Cok Ace, letak Pura Ulun Ranu Pane yang berdekatan dengan masjid penduduk setempat, diharapkan tetap damai dan rukun, tanpa harus bergesekan. Karena hanya dengan rukun dan hidup saling berdampingan penuh toleransi lah kita akan dapat fokus membangun wilayah domisili kita.

"Jangan sampai kita terpecah belah hanya karena hal kecil. Jika terdapat satu permasalahan, marilah kita duduk bersama dan bertukar pendapat. Sehingga tidak akan ada satu orangpun yang mampu memecah kedaulatan dan keutuhan kita bersaudara," tegas Wagub Cok Ace yang juga salah satu Penglingsir Puri Ubud ini.

Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq yang hadir didampingi istri dan segenap jajarannya menyampaikan bahwa Pura Ulun Ranu Pane ini adalah pura yang terletak 2100 meter diatas permukaan laut (mdpl) dan menjadi tempat jujukan masyarakat yang ada di Ranu Pane.

Masyarakat di sini adalah masyarakat majemuk yang memiliki nilai budaya dan cara hidup hindu yang  diteruskan oleh masyarakat setempat, disamping juga menjadi nilai penghormatan kepada umat Hindu, dengan umat yang berbeda agama.

Baca Juga: Beautifikasi Terminal Bandara Ngurah Rai, Dukung Presidensi G20 Indonesia

Karena di samping Pura Ulun Ranu Pane juga terdapat satu masjid yang digunakan bersembahyang bagi masyarakat setempat yang beragama Islam.

"Sesuai rencana, didepan Pura Ulun Ranu Pane akan dibuatkan rest area, sehingga bagi umat Hindu atau Islam yang datang untuk beribadah di tempat sucinya masing-masing akan merasakan suasana wisata religi yang sesungguhnya. Di samping pura terdapat hamparan danau yang berhawa sejuk, depan pura terdapat rest area yang ditata dan dibuatkan tempat bagi pelaku UMKM, dengan begitu perekonomian masyarakat setempat juga akan berputar dengan baik", ungkap Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq. ***

 

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler