Koreografer Muda dari Berbagai Daerah Memaknai Olah Tubuh dan Proses Kreatif di Ubud Bali

20 Juli 2022, 18:57 WIB
Para koreografer muda peserta Temu Seni Tari di Ubud Bali saling berbagi metode berkarya dan proses kreatif di Sesi Laboratorium Seni, Rabu 20 Juli 2022. /Dok. Temu Seni Tari

INDOBALINEWS - Delapan belas koreografer dari berbagai daerah di Indonesia memaknai proses kreatif dan praktik olah tubuh untuk memperkaya gerak dan artistik.

Memasuki hari ketiga Temu Seni tari di Ubud Bali, para koresografer mengaku mendapatkan pengalaman menarik dari berbagai metode dari fasilitaator maupun kunjungan ke berbagai situs budaya.

Dua fasilitator yang memberikan materi adalah peneliti dan kurator seni pertunjukan Helly Minarti dan seniman teater dan penulis, Joned Suryatmoko.

Baca Juga: PDAM Lotim, Siaga 24 Jam, https akan Tindaklanjuti Keluhan Konsumen

Helly Minarti menjelaskan sesi berbagi metode artistik ini membantu peserta mengenali berbagai jenis proses kreatif.

“Intinya, ada yang memulainya dengan meditasi, pijat, bahkan memakai games untuk memantik semangat berkreasi dalam tubuh kita. Semua terserah peserta, arena Temu Seni kami harapkan menjadi ruang yang asyik untuk berbagi proses kreatif,” katanya di sela-sela Temu Seni tari, Rabu 20 Juli 2022.

Pada sesi Laboratorium Seni tersebut sejumlah peserta diminta berdiskusi dan berbagi proses serta mempraktikkan metode kreatif yang biasa mereka terapkan dalam mengolah tubuh menjadi sebuah kreasi tari atau koreografi.

Peserta dari Riau Pebri Irawan mengaku dalam sesi berbagi metode artistik kian menambah pemaknaan dirinya terhadap proses kreatif.

Baca Juga: Cegah Stunting itu Penting Diupayakan Bersama

“Dengan melihat dan mencoba metode-metode dari peserta lain, saya punya pemahaman berbeda mengenai ruang dan waktu,” katanya.

Ada peserta yang metodenya dimulai dengan menggerakkan tubuh dengan sangat lambat. Kata dia ada bagian tubuhnya yang menolak gerakan lambat ini, yang membuatnya selain belajar menari juga memahami alam dan bernegosiasi dengan tubuh atas pemahaman ruang dan waktu.

Sebagai seorang koreografer muda, Priccilia Rumbiak dari Jayapura mengungkapkan sesi berbagi metode sangat membuka wawasannya.

“Di Papua, kami terbiasa dengan gerakan tari yang cepat dan dinamis. Di sini saya belajar gerakan lambat juga bisa powerful dan dalam. Feel atau rasa menjadi sangat penting dan proses kreatif saya menjadi lebih kaya,” tuturnya.

Baca Juga: Herborist Bali Fashion Carnival 2022, Ramaikan Kebangkitkan Pariwisata Bali

Priccilia mengatakan sebagai koreografer perempuan pertama di Papua ia berpikir untuk mengangkat isu penindasan perempuan sebagai tema karya perdananya.

Berbagi metode artistik di sesi Laboratorium Seni ini dilakukan berfungsi sebagai konsep besar dalam kreasi sebuah karya di seni tari. Seorang koreografer dapat mengembangkan sebuah metode setelah melalui berbagai proses, termasuk riset, wawancara dan pengalaman.

Bagi Eka Wahyuni, koreografer dan penari dari Berau, sesi berbagi metode artistik tak ubahnya seperti pemantik.

“Sesi method sharing ini membuat saya sadar banyak cara dalam mendengarkan tubuh sendiri,” cetusnya.

Baca Juga: Cok Ace Ajak Masyakarat Pahami Ciri Ciri Keaslian Uang Rupiah

Dia menyebut dulu dalam membuat koregrafi sering diminta untuk memahami energi dalam tubuh, sesuatu yang tidak terlalu saya pahami.

Dengan melihat beragam metode kreasi, dia menjadi paham apa yang dimaksud dengan konsep mendengar energi tubuh, berkomunikasi dengan tubuh, bukan hanya tubuh sendiri dari tubuh orang lain.

“Pertukaran konteks seperti ini seperti sebuah tabungan untuk proses kreatif saya di masa depan,” katanya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar Temu Seni yang berlangsung di Ubud, Gianyar, Bali pada 18-24 Juli 2022.

Baca Juga: Sukseskan Insarag AP ERE 2022, Basarnas Gandeng Stakeholder di Bali

Sebanyak 18 koreografer muda yang memiliki beragam latar genre dan berasal dari berbagai tempat di Indonesia hadir di Ubud untuk turut serta dalam Temu Seni, sebuah ajang silaturahmi, apresiasi dan jejaring seni tari sekaligus memperkenalkan dan menambah gaung Indonesia Bertutur 2022 di daerah cagar budaya di Indonesia.

Kegiatan Temu Seni ini merupakan salah satu rangkaian dari festival mega event Indonesia Bertutur 2022 yang dihelat sebagai bagian dari Pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan G20 (G20 Ministerial Meeting on Culture) dimana akan dilaksanakan di Kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada September 2022.*

Editor: M. Jagaddhita

Tags

Terkini

Terpopuler