Memaknai Upacara Metatah Massal, Bentuk Implementasi Gotong Royong

26 November 2023, 07:08 WIB
Walikota Denpasar, I.G.N Jaya Negara saat ngayah nyangging pada Pewintenan dan Metatah Massal PHDI di Pura Agung Loka Natha Sabtu 25 November 2023. /Dok Pemkot Denpasar


INDOBALINEWS - Sebanyak 204 orang mengikuti upacara Metatah Massal yang digelar oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Pura Agung Loka Natha, Kecamatan Denpasar Utara, pada Sabtu 25 November 2023.

Serangkaian acara yang dihadiri oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara tersebut digelar juga karya Menek Kelih, Pewintenan Saraswati, dan Sapu Leger yang diikuti oleh 212 orang.

Dalam kesempatan itu Jaya Negara mengatakan, Metatah merupakan prosesi upacara yang memiliki arti untuk memanusiakan manusia sesuai dengan hakikatnya, serta memelihara hubungan yang harmonis antara umat manusia dengan sang pencipta.

"Sebagai manusia kita semua tidak terlepas dari siklus hidup mulai dari kandungan, hingga beranjak mamasuki usia dewasa, serta astungkara membawa kebijaksanaan sesuai dengan kodrat sebagai manusia, demikian yang mendasari makna dari prosesi Metatah," ungkap Jaya Negara.

Baca Juga: Liga Italia: Juventus vs Inter Milan, Maaf Allegri, Urusan Duel Derby d Italia, Inzaghi Lebih Jago

Sementara itu, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka menyampaikan, pelaksanaan upacara ini secara bersama-sama dimaknai sebagai upaya menghapus stigma upacara dan Yadnya di Bali ini menelan biaya yang besar dan cenderung menjadi beban.

"Penyelenggaraan upacara ini, merupakan wujud implementasi jiwa gotong royong dan kebersamaan sebagai budaya yang sejak lama tertanam dalam masyarakat di Bali yang dikenal sebagai spirit Vasudhaiva Kutumbakam, sehingga para peserta hanya perlu berpunia semampunya tanpa ada batasan besaran yang harus diberikan," ujar I Made Arka.

Upacara Potong gigi yang dalam bahasa bali sering pula disebut mepandes, mesangih atau metatah merupakan ritual keagamaan yang harus dilaksanakan oleh semua umat Hindu di Bali.

Baca Juga: Liga 1: Bhayangkara FC vs Persija Jakarta, Debut 'Lawan Polisi' Gustavo Almeida Siapakan Selebrasi Sajete

Khususnya bagi yang telah menginjak masa remaja. Dalam ajaran ini terkandung nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang sedang dibutuhkan pada masa remaja sebagai sarana dalam pembentukan kepribadian anak yang merupakan kelanjutan dari pembentukan di masa bayi dalam kandungan, dengan harapan lahirnya anak yang suputra (anak yang baik).

Oleh karena itu, sifat-sifat keraksasaan tersebut perlu dinetralisir dan dikendalikan, agar nantinya dapat tercapainya tujuan, yaitu diharapkan sifat-sifat keraksasaan dapat berubah menjadi sifat-sifat kebaikan.

Upacara potong gigi adalah ritual yang sudah dilaksanakan sejak dahulu kala dan terus berkembang sampai saat ini. Dan biasanya di Bali upacara potong gigi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan upacara Ngaben, pernikahan, dan Ngeresi.

Baca Juga: Selamat Ulang Tahun Pahlawan Tanpa Tanda Jasa: Sejarah Hari Guru Nasional 25 November

Seperti dilansir dari laman kemenkeu.go.id, upacara Potong Gigi mengandung makna yang dalam bagi kehidupan, yaitu: (1) pergantian perilaku untuk menjadi manusia sejati yang dapat mengendalikan diri dari godaan nafsu, (2) memenuhi kewajiban orang tuanya terhadap anaknya untuk menemukan hakekat manusia yang sejati dan (3) untuk dapat bertemu kembali kelak di surga antara anak dengan orang tuanya setelah sama-sama meninggal.

Metatah adalah ritual wajib bagi umat Hindu, dan merupakan kewajiban orang tua melaksanakannya sebelum anak mereka memasuki perkawinan.

Baca Juga: Gencatan Senjata di Gaza: Pembebasan Sandera Dimulai usai 14.854 Warga Paletina dan 1.200 Israel Tewas

Metatah berasal dari kata tatah yang dalam bahasa Bali berarti pahat. Potong gigi dilakukan dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi seri rahang atas. Namun, proses ini harus dilakukan dengan hati-hati. Setelah gigi dikikir, peserta metatah diminta untuk mencicipi enam rasa.

Dari pahit dan asam, pedas, sepat, asin dan manis. Setiap rasa ini memiliki makna di dalamnya. Rasa pahit dan asam adalah simbol agar tabah menghadapi kehidupan yang keras.

Baca Juga: Viral Kematian Mahasiswa Elizabeth International Bali, Polisi Amankan Barang dalam Kamar Kos

Rasa pedas sebagai simbol tentang kemarahan, senantiasa sabar apabila mengalami hal yang menimbulkan emosi kemarahan. Rasa sepat sebagai simbol agar taat pada peraturan atau norma-norma yang berlaku. Rasa asin menandakan kebijaksanaan sedangkan rasa manis sebagai penanda kehidupan yang bahagia.

Upacara potong gigi umumnya dilakukan pada pagi hari setelah matahari terbit namun ada pula di beberapa daerah di Bali melaksanakannya pada subuh sebelum matahari terbit. Pakaian potong gigi juga sangat khusus, berwarna putih dan kuning.

Baca Juga: BRI Liga 1: Bonek Wajib Bersabar, Persebaya Surabaya vs PSIS Semarang Ditunda, Diundur hingga Januari 2024

Sehari sebelumnya biasa dilakukan upacara mekekeb atau mepingit untuk yang akan melakukan potong gigi. Mereka dilarang untuk keluar rumah. Upacara potong gigi memerlukan dana yang tidak sedikit, untuk itu sering diadakan metatah massal yang boleh diikuti oleh masyarakat yang kurang mampu, bahkan ada beberapa desa yang melaksanakan potong gigi massal gratis. ***

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler