Pameran Tahunan Bali Megarupa III Hadirkan Karya 107 Seniman di Empat Lokasi

- 24 Oktober 2021, 07:25 WIB
Seorang staf Museum ARMA sedang membetulkan letak lukisan sebelum acara pembukaan Pameran Bali Megarupa, Sabtu 23 Oktober 2021.
Seorang staf Museum ARMA sedang membetulkan letak lukisan sebelum acara pembukaan Pameran Bali Megarupa, Sabtu 23 Oktober 2021. /Instagram @balimegarupa

Sesungguhnya sensitivitas merupakan titik mula, selebihnya membutuhkan studi yang sungguh berbasis nalar cipta, seturut kesadaran mematangkan pengetahuan dan sikap kritis pada Aku Diri, berikut kerendahan hati untuk mendalami literasi.

Bali Megarupa kali ini mewadahi kemungkinan penciptaan karya visual melalui tema Wana Cita Karang Awak, selaras pemaknaan tema festival seni modern dan kontemporer ini, Jenggala Sutra: Susastra Wana Kerthi, Semesta Kreativitas Terkini: Harmoni Diri dan Bumi dalam Keluasan Penciptaan Baru.

Untuk mewadahi pencapaian karya seni rupa Bali mutakhir: lukisan, patung, fotografi, kriya, dan instalasi, kurator dan panitia melakukan dua skema kurasi, yakni undangan terpilih dan undangan terbuka.

Kedua skema dimaksud mengedepankan penjelasan menyeluruh; gaya yang mempribadi, keselarasan tema, keunikan stilistik, kebaruan estetik, kebertumbuhan proses kreatif personal, sekaligus kemungkinan dan ketidakterdugaan kreativitas-inovasi kini.

Baca Juga: Erick Thohir Siapkan Pendanaan untuk Startup Indonesia di Tiga BUMN

Menilik kekaryaan 107 perupa, setidaknya dapat dibingkai dalam empat kecenderungan kekinian yang bertaut dengan konteks tema yakni Keserbamungkinan Akar Kultur; Ketidakpastian Basis Inovasi; Ketidakpastian Basis Eksperimentasi; Keserbamungkinan Citra dan Wahana, yang masing-masing tergambar dari karya yang dipamerkan di empat lokasi.

Jean Couteau berharap Bali Megarupa yang dihadirkan setiap tahun mampu menawarkan refleksi situasi kekinian dunia seni rupa Bali secara makro berikut segala kontradiksi yang menyertainya.

“Pameran ini bukan saja mencerminkan dinamika perubahan yang telah dan tengah terjadi, melainkan juga bagaimana menyikapi tantangan secara kreatif seturut proses transformasi yang terjadi,” tutur budayawan asal Prancis itu.

Evolusi yang terjadi pada dunia seni rupa Bali bertaut erat dengan perubahan atau evolusi mentalitas masyarakat.

Baca Juga: PPKM Level 2 di Badung: Pantau Disiplin Prokes di Pasar Senggol

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah