Butuh Adaptasi di Segala Bidang Hadapi Pandemi

29 Juni 2021, 07:02 WIB
Ilustrasi anak-anak menghadapi pandemi Covid-19. /Pixabay/huunghidt/

INDOBALINEWS - Teknologi memiliki beragam platform yang kini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin asal kita mau bergerak. Internet dan media sosial memiliki potensi untuk menghubungkan banyak orang dengan mudahnya.

Banyak sekali sisi positif yang kita bisa dapatkan dari dunia digital jika kita mau berpikir kreatif yang positif untuk meningkatkan kualitas diri kira sendiri maupun meningkatkan perekonomian kita.

Termasuk pentingnya dunia digital semisal e-market untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya yang berkecimpung di UMKM daerah.

Baca Juga: Pakai Pesawat Masuk Bali Wajib PCR Ini Ketentuan Lengkapnya

Hadir dalam Webinar yang digelar Kemkominfo dan Siberkreasi di Kabupaten Buleleng Senin 21 Juni 2021 sebagai pembicara Chris Jatender, Kaprodi Teknik Informatika STTI STIENI, Adinda Atika, Business Development Manager Fintech Tunai Kita, Dr., Drs I Ketut Suweca , M.Si, Kadis Arsip dan Perpustakaan Buleleng, I Komang Agus Widiantara ,M.I.Kom, Akademisi STAHN Mpu Kuturan SIngaraja, dan Adelita sebagai Key Opinion Leader dengan moderator Claudia Lengkey.

Menurt Ketut Suweta, era digital mengakibatkan perubahan interaksi sosial di segala bidang. Contohnya perubahan sosial di dunia Pendidikan.

Baca Juga: Seorang Wisdom Asal Yogyakarta Tewas Terseret Ombak Saat Mandi Di Pantai Seminyak Bali

“Pandemi memaksa dunia pendidikan menyesuaikan diri di segala sisi proses belajar mengajarnya dan yang sangat mendasar yakni memanfaatkan kemajuan teknologi demi tetap terselenggaranya proses Pendidikan yaitu dengan menyelenggarakan pendidikan daring,” ujar Ketut Suweta.

Ia juga mengatakan, banyak dampak positif akan perubahan interaksi sosial di era digital ini. Diantaranya adalah berkurangnya interaksi secara fisik. Kegiatan pekerjaan lebih praktis dan mudah dilaksanakan.

Baca Juga: BPBD Bali Godok Mega Data, Pemutakhiran dan Penguatan Data Kebencanaan

“Selain itu masyarakat semakin mengedepankan efisiensi dan efektivitas dalam berkegiatan dan dipaksa untuk menguasasi teknologi dengan memperolehnya dari banyak sumber belajar atau sumber informasi,” imbuhnya.

Kendati begitu ada sisi negative dari perubahan interaksi sosial itu yakni masyarakat mudah terpapar hoax jika kurang kemampuan dalam literasi digital. Juga masayarakat menggunakan media sosial secara berlebihan sehingga kurang kepedulian pada lingkungan karena kecandua gadget.

Baca Juga: Menparekraf Ingin Indonesia Jadi Pusat Fesyen Muslim Dunia

“Yang juga perlu diwaspadai adalah peluang munculnya tindak kejahatah melalu dunia maya seperti adanya cyber bullying dan penyebaran konten pornografi dan konten tidak pantas lainnya.”

 

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Baca Juga: Heboh Muncul Lagi Kelas Orgasme di Bali, Disinyalir Melibatkan WNA Kanada

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler