Majukan Usaha Tenun Ikat, Dekranasda Gianyar Bentuk Asosiasi Perancang Busana

- 14 April 2022, 13:53 WIB
Asosiasi Perancang Busana Gianyar saat acara peragaan busana 'Tembang Warni Ikat Gianyar', Selasa 12 April 2022.
Asosiasi Perancang Busana Gianyar saat acara peragaan busana 'Tembang Warni Ikat Gianyar', Selasa 12 April 2022. /Humas Pemkab Gianyar

INDOBALINEWS – Pemkab Gianyar memperkuat keberadaan industri kecil menengah (IKM) tenun ikat dengan berdirinya Asosiasi Perancang Busana (Asperb) Gianyar.

Sejumlah perancang yang tergabung dalam asosiasi ini seperti Dika Saskara, Shima Boutique, Cap Bali, Dian Jelantik, dan Andika Pagimotley mempersembahkan karya terbaik dalam peragaan busana Tembang Warni Ikat Gianyar, Selasa 12 April 2022 malam.

Rancangan busana mereka diperagakan oleh Ketua Forum Perangkat Daerah, Organisasi Wanita, Kepala OPD Perempuan, Kepala BUMD Perempuan, Istri Kepala OPD (Staf Ahli/Badan/Dinas/Bagian/Camat) dan istri Kepala BUMD.

Baca Juga: Buang Limbah Pencelupan Sablon di Sungai, Pemilik Usaha Didenda Rp2,5 Juta

Mereka memeragakan ancangan busana yang menggunakan bahan tenjun ikat produksi Tenun Putri Ayu, Menggah Agung, Sri Sedana, Cap Togog, Cap Menuh, dan yang lainnya.

Peragaan busana ini digelar bersamaan dengan peresmian patung Kapten I Wayan Dipta.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Daerah Kabupaten Gianyar Ny. Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra selain menginisiasi peragaan busana tenun ikat tersebut juga gencar mengikutkan perajin dalam berbagai pameran ataupun peragaan busana hasil perajin ataupun desainer Gianyar.

Kata Dayu Surya peragaan busana Tembang Warni Ikat Gianyar  merupakan sebuah ungkapan terhadap keberagaman kekayaan tenun yang terus berkembang dari zaman kerajaan hingga zaman postmodern saat ini.

Baca Juga: BVA Prioritaskan Data Akurat Jumlah Villa di Bali

Tenun Gianyar yang telah berkembang pesat saay ini awalnya merupakan kain yang digunakan golongan bangsawan yang kini dimasyarakatkan.

“Tenun Gianyar merupakan produk budaya yang awalnya hanya digunakan para orang tua dan kalangan bangsawan, tetapi kini sudah hampir sebagaian besar masyarakat mengenakan baik untuk upacara, sembahyang ke Pura, pakaian ke kantor dan acara resmi lainnya,” tutur Dayu Surya.

Dia menyebut tenun atau endek sebagai media intelektual dan spiritual yang sangat artistik.

“Tenun merupakan media intelektual dan spiritual dan tatanan terhadap masyarakat berdasarkan nilai-nilai artistik dan filosofinya yaitu tenun dengan berbagai jenis produk tekstil seperti kain tenun ikat atau endek, songket dan kain tenun dobby,” tuturnya. 

Baca Juga: Amaq Santi, Tersangka Pembunuh Begal di Lombok Berpeluang Bebas Dari Jerat Hukum, Syaratnya

Dayu Surya juga menceritakan asal muasal terciptanya tenun yang merupakan produk kerajinan di Gianyar mulanya terlahir di Desa Beng yang mererupakan cikal bakal kelahiran tenun yang ada di Gianyar pada 1953.

“Majunya kain tenun di Kecamatan Gianyar diikuti dengan usaha tenun di kecamatan yang lain. Pertenunan tersebut di antaranya terdapat di Desa Sukawati, Batuan, Blahbatuh dan Keramas. Seiring meningkatnya kecerdasan estetik para perajin, terutana desainer motif (tukang iket) telah menyebabkan perubahan signifikan dalam perkembangan kemajuan pruduksi kain tenun. Kain tenun Gianyar berkembang sejalan dengan perkembangan kain tenun di seluruh wilayah Kab/Kota se Bali. Kain tenun Gianyar terus berinovasi dari segi motif, warna hingga proses pengerjaannya,” terangnya.

Dayu Surya juga merupakan penggagas terlahirnya kain inovasi baru dari perajin tenun Gianyar yang diberi nama “Tenun Pucuk” pada 2013 berupa sebuah lembar kain yang tercipta dari 3 proses kerja yaitu ikat, batik dan songket.

Baca Juga: Sirkuit Samota Tampung 50 Ribu Penonton MXGP, Ketersediaan Kamar hanya 12.663 Unit

enun Pucuk ini teolah diperkenalkan dan dikenakan Ibu Negara Ani Yudoyono, Ketua umum Dekranas Pusat Ibu Mufidah Yusuf Kalla, dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Gianyar sebagai Bumi Seni memiliki kerajinan yang beraneka ragam yang sudah dikenal secara internasional sehingga Kabupaten Gianyar telah dinobatkan sebagai Kota Kerajinan Dunia (Word Craf City) WCC pada 9 Oktober 2018 yang dikukuhkan pada 22 April 2019.

Kain tenun pucuk Gianyar sebagai maskot atau ikon Kabupaten Gianyar menjadi harapan dan kebanggaan masyarakat Gianyar.

Di sela-sela peragaan busana, Bupati Gianyar Made Mahayastra menyerahkan Surat Keputusan Asosiasi Perancang Busana (Asperb) Gianyar kepada Ny Surya Adnyani Mahayastra selaku Ketua Dekranasda Gianyar yang menginisiasi terbentuknya asosiasi tersebut serta merekrut para perancang muda sebagai anggota. ***

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x