Bali Siapkan Arak Penghangat Tubuh untuk Suvenir Delegasi KTT G20

- 9 September 2022, 19:32 WIB
Iwak Arumery, salah satu arak Bali yang akan disiapkan untuk suvenir bagi para delegasi KTT G20 November 2022 mendatang.
Iwak Arumery, salah satu arak Bali yang akan disiapkan untuk suvenir bagi para delegasi KTT G20 November 2022 mendatang. /Facebook Iwak Bali

INDOBALINEWS -  Para delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bakal membawa oleh-oleh minuman alkohol hasil fermentasi khas Pulau Dewata, arak Bali.

Arak Bali yang terpilih masuk dalam KTT G20 adalah produksi perajin dari Denpasar dengan bahan dasar arak jung atau arak rempah.

Arak ini merupakan kekayaan budaya lokal zaman kuno atau untuk pengobatan, terutama untuk sakit batuk, atau sariawan, dengan manfaat sebagai penghangat tubuh.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Ini Tarif Baru Penyeberangan Kapal Cepat dari Sanur ke Nusa Penida

Arak Bali yang disajikan di ajang G20 ini diproduksi langsung dari petani lokal di beberapa kecamatan di Kabupaten Karangasem, yang berbahan lontar, jaka, dan kelapa untuk kemudian diramu dengan rempah-rempah, madu, hingga buah-buahan.

Menurut Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 koperasi mengumpulkan arak dari petani, kemudian diproses dengan inovasi agar "naik kelas". Arak murni dari petani diawetkan dulu agar baunya hilang, lalu campur rempah, buah dan madu. Hasil campuran itu disimpan enam bulan, setelah itu baru dibawa ke pabrik dan baru dapat dikonsumsi.

Adapun buah yang menjadi campuran dari arak Bali Iwak Arumery, antara lain mangga, jeruk bali, nanas, kopi, ragam jenis beri, bunga telang, hingga kurma. Untuk rempah, Puspa kerap memanfaatkan jahe merah, vanili, kayu manis dan cengkeh.

Dikutip dari Antaranews, arak campuran produk Bali itu aman dikonsumsi karena sudah mendapatkan sertikasi dari BPOM.

Baca Juga: Muktamar Muhammadiyah di Solo, Gibran Respons Positif Stadion Manahan Berbenah

Di galeri arak Bali di Denpasar, seorang perajin menghadirkan berbagai rasa untuk dicoba secara gratis oleh siapapun yang berkunjung. Penyajian itu menjadi salah satu upaya dalam mengenalkan arak lkesehatan kepada masyarakat, hingga akhirnya terdengar sampai di kalangan kementerian.

Salah satu perajin arak Bali adalah Ida Ayu Puspa Eny (65), yang memulai usahanya sejak 2008. Ia mulai dikenal saat UMKM miliknya yang memproduksi daging hasil proses pengeringan terpilih untuk diinkubasi Bank BRI pada tahun 2020.

Kemudian produknya itu terpilih menjadi 10 besar dan diberangkatkan untuk menerima penghargaan di Jakarta. Saat itu Puspa bertemu dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan mengenalkan usaha arak racikannya.

Setelah itu, mulai dari Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak hingga anggota DPD RI, mulai mengunjungi galeri milik Puspa di Denpasar.

Baca Juga: Peserta Belajar Bersama Maestro Gelar Tari Palegongan ‘Abhimanyu Gugur’ di Geoks Art Space Gianyar Bali

Akhirnya pada Agustus 2022, arak produksi Puspa terpilih untuk menjadi suvenir rangkaian KTT G20, yakni pertemuan yang diadakan Kementerian Kesehatan "Health Working Group" (HWG) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak "Ministerial Conference on Women’s Empowerment" (MCWE).

Dalam dua rangkaian KTT G20 itu, disiapkan masing-masing 50 botol arak Bali dengan volume 750 mililiter yang terbagi menjadi lima varian rasa, yaitu manggis, kopi, beri (storberi, bluberi, rasberi), origin (rempah), dan ameritha (murni).

Lima varian tersebut merupakan rasa unggulan yang telah berpita cukai, sehingga dapat diedarkan. Puspa mengatakan, suvenir ini diberikan hanya untuk jajaran menteri G20, sehingga jumlahnya terbatas.

Namun, selama pertemuan juga disediakan sampel dan arak Bali yang dijual, sehingga para delegasi yang tak mendapat suvenir langsung dapat membeli di lokasi pertemuan.

Baca Juga: Pecinta Olahraga Bowling di Bali Punya Alternatif Arena Terbaru di Pusat Kota Denpasar

Untuk KTT G20 ke depannya atau puncaknya ada kemungkinan kembali dijadikan suvenir, sebagaimana diwacanakan oleh pejabat di Kemenparekraf.

Selain di KTT G20, saat ini sedang gencar dalam mengenalkan produk arak Bali, sehingga menjadikan arak itu sebagai minuman premium yang dapat diterima dan digemari dunia.

Sejauh ini kebanyakan penikmat arak Bali adalah mereka yang menyukai minuman beralkohol terkenal dari luar negeri. Dari sini produk asal Bali sejatinya dapat bersaing dengan merek luar.

Dengan harga jual Rp700 ribu untuk ukuran 750 mililiter dan Rp500 ribu untuk 500 mililiter ia optimistis usahanya dapat bersaing dengan minuman premium lainnya.

Terkait dengan kesiapan, dalam satu bulan seorang perajin dapat menyiapkan 1.000 botol arak Bali yang siap disimpan, dengan kadar alkohol beragam dari 40 persen, 20 persen dan 10 persen. ***

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x