Ini 3 Langkah Bali Dukung Ekonomi Biru, Tekan Perubahan Iklim di Sektor Kelautan

- 19 Januari 2024, 18:22 WIB
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Putu Sumardiana.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Putu Sumardiana. /Shira Indobalinews

 

INDOBALINEWS - Pemerintah Provinsi Bali terus mengejar komitmen memperluas kawasan konservasi yang tahun 2024 sudah mencapai 6 persen dari 10 persen yang teah ditargetkan.

Untuk itu, hingga saat ini Pemerintah Provinsi Bali terus menggencarkan sejumlah langkah mengoptimalkan perluasan kawasan konservasi di antaranya adalah sosialisasi, menjaga terumbu karang dan transplantasi karang, serta edukasi masyarakat.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Putu Sumardiana usai pembukaan acara konferensi Bali Ocean Days di InterContinental Bali Resort Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Jumat 19 Januari 2024.

Baca Juga: Irak vs Jepang, Jam Tayang dan Link Live Streaming Piala Asia 2023

"Untuk Bali program kami bagaimana memperluas kawasan konservasi juga memberikan kontribusi yang positif terkait perubahan iklim dan sebagainya. Upaya pertama yang kami lakukan adalah sosialisasi menjaga terumbu karang, transplantasi karang, dan edukasi masyarakat," ujar Sumardiana.

Lebih lanjut dikatakannya untuk di Bali sendiri dikembangkan selain yang sudah ada di Nusa Penida juga dikembangkan di Buleleng (Pemuteran, Lovina Tejakula dan Karangasem (Tulamben dan sebagainya).

"Dengan perluasan kawasan konservasi ini, semakin banyak maka otomatis kesehatan laut dan iklim yang ada di laut semakin baik," bebernya lagi.

Baca Juga: 15 Sapaan dan Jawabannya Dalam Bahasa Inggris

Dijelaskannya juga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali memperluas kawasan konservasi menjadi 10 persen dari luas wilayah perairan Pulau Dewata pada 2024 untuk mendukung ekonomi biru termasuk menekan dampak perubahan iklim di sektor kelautan.

"Untuk Bali target 10 persen sudah ada 5 persen dari luas perairan Bali sekitar 6 ribu sekian. Kalau di Bali untuk 30 persen perlu waktu dan 10 persen itu zona zona yang harus dijaga keberlanjutannya.

Ia mengungkapkan hingga saat ini capaian kawasan konservasi di Bali mencapai sekitar enam persen dari total luas perairan Bali yang diperkirakan mencapai sekitar 6.000 kilometer persegi atau sekitar 360 kilometer persegi.

Baca Juga: Selesai Dibui Kasus Narkoba, WNA AS Dideportasi dan Kena Cekal

Menurut Sumardiana sasaran perluasan konservasi tersebut yakni di Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Pemuteran, Lovina dan Tejakula di Kabupaten Buleleng dan di Kabupaten Karangasem di Amed dan Tulamben.

“Setiap kawasan konservasi tentunya menjadi rumah ikan, dan keberlanjutan itu menjadi penting sehingga laut kami jaga baik khususnya dari sampah plastik,” imbuhnya.

Ia menambahkan untuk kawasan konservasi misalnya terumbu karang, perahu atau kapal dilarang melintas di kawasan tersebut untuk menjaga ekosistem di dalamnya.

Baca Juga: Rezeki Seret? Jangan Galau Dulu, Ikhtiar dengan Amalan Ini:Tasbih Malaikat

“Ada larangan larangan di masing masing zona yaitu zona inti dan kawasan penyangga. Kawasan zona inti misalnya tidak boleh melakukan kegiatan apapun apalagi menangkap ikan karena kawasan area ini terjaga oleh manusia maupun lingkungannya. Apalagi mengingat sekarang wisatawan mancanegara berkunjung ke Bali salah satunya adalah untuk meihat wisata bahari termasuk kawasan bahari," tuturnya.

Sementara itu, berdasarkan data Statistik Lingkungan Hidup Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menyebutkan luas ekosistem terumbu karang di Bali mencapai 7.742,41 hektare.

Baca Juga: Ustad Adi Hidayat: Perintah Hijab Turun Karena Cintanya Allah pada Wanita

Dari jumlah itu, luas kawasan konservasi terumbu karang di Pulau Dewata sudah mencapai 977 hektare atau sekitar 12,62 persen dari total luas ekosistem terumbu karang di Bali. Sedangkan luas kawasan konservasi mangrove di Bali mencapai 1.282 hektare dari total luas ekosistem mangrove di Pulau Dewata mencapai 1.894 hektare atau sekitar 67,7 persen.

Ada juga kawasan konservasi padang lamun mencapai 208,81 hektare dari total ekosistem padang lamun di Pulau Dewata mencapai 3.388,58 hektare. ***

 

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah