Bukalapak Gencar Tingkatkan Pemberdayaan Mitra Bukalapak Menjadi Hub One Stop Shopping

28 Oktober 2022, 18:43 WIB
Media gathering Mitra Bukalapak bersama Howard Gani, CEO Buka Mitra Indonesia dan Tim di Gong Restaurant Kayumanis Villa Sanur Jumat 28 Oktober 2022. /Shira Indobalinews

INDOBALINEWS - Menurut hasil riset terbaru yang dilakukan oleh Nielsen pada Mei 2022 terhadap 2.736 warung dan kios pulsa di 14 kota di seluruh Indonesia.

Dari jumlah itu tercatat baru 25% warung kelontong yang sudah terdigitalisasi.

Howard Gani, CEO Buka Mitra Indonesia, mengatakan Mitra Bukalapak memimpin digitalisasi ini dengan penetrasi sebesar 56%.

"Di kalangan warung yang menggunakan platform o2o, Mitra Bukalapak memimpin penetrasi di kategori grocery/bahan makanan sebesar 68% dan kategori produk virtual sebesar 46%," ujar Howard dalam acara temu Mitra Bukalapak di Gong Resto Kayumanis Villa Sanur Jumat 28 Oktober 2022.

Baca Juga: Polda Bali Temui Tokoh Adat dan Pengusaha Pariwisata Jelang G20, Ini Pesannya

Lebih lanjut dikatakan Howard bahwa pencapaian ini juga diikuti oleh pertumbuhan bisnis Mitra Bukalapak yang konsisten meningkat.

Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan Bukalapak. Dan digitalisasi yang dilakukan oleh Bukalapak pada warung-warung kecil yakni meningkatkan kapasitas warung dengan tambahan produk baik fisik maupun secara virtual.

“Para pemilik warung bisa meningkatkan kapasitas warung dengan adanya aplikasi Bukalapak seperti isi pulsa, bayar tagihan. BPJS, asuransi kebakaran, bahkan menabung emas, layaknya hub one stop shopping,” jelas Howard.

Baca Juga: Liga 1: 8 Pemain Bali United Langganan Timnas Indonesia, Beberapa Produk Asli Akademi Serdadu Tridatu

Lebih lanjutnya ia menerangkan, disini warung-warung kecil khususnya yang berada diluar Pulau Jawa agar dapat naik kelas dengan meningkatkan kapasitas warungnya menjadi ‘one stop shop’ untuk kalangannya.

Sementara dari segi angka pada kwarter kedua Tahun 2022 terdapat sekitar 14,2 juta jumlah mitra Bukalapak di Indonesia dan yang paling ujung di Halmahera Selatan. 

“Visi pemerataan ekonomi kita ingin semua orang di Indonesia bisa menikmati akses yang sama kalau dari teknologi.

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Masih Cari Korban Hilang Terseret Arus Sungai Yeh Ho

Makanya kita ingin membawa warung-warung ke level selanjutnya. Kapabilitas warung nanti sama seperti Indomaret atau Alfamart. Dengan tujuan untuk menjangkau orang-orang dipelosok,” sambungnya. 

Jadi nantinya masyarakat pelosok dapat melakukan semua transaksi di warung tersebut mulai dari membeli pulsa, membayar BPJS, mengirim uang dan lain-lain.

Jumlah pengguna layanan di Mitra Bukalapak ini justru alami peningkatan saat pandemi Covid-19. Jadi orang-orang yang tak bisa ke Supermarket atau ke Mall dapat berbelanja di warung kelontong dengan mungkin sambil membayar asuransi atau listrik diwarung. 

Baca Juga: Jokowi Idola Dunia, Para Kepala Negara Rebutan Pesan Berdampingan Saat Famili Photo G20

Selain itu juga terdapat jasa layanan antar barang atau paket yang akan diantar oleh kurir. Ini merupakan salah satu jenis layanan virtual dari Mitra Bukalapak.

Sejak Desember Tahun 2021 sudah sebanyak 11 juta mitra yang teregistrasi di Bukalapak. Sementara untuk jumlah mitra di Bali saat ini sebanyak 26 ribu. 

Adi Witari selaku salah satu Mitra Bukalapak di Kota Denpasar mengatakan peningkatan transaksi diwarung kelontongnya yang berlokasi di Jalan Gajah Mada terjadi setelah ia menjadi Mitra Bukalapak pada Oktober 2017 lalu. 

Baca Juga: Persija Development Siap Kembangkan Tim Sepak Bola Putri

“Karena zaman sudah berubah jadi kebanyakan orang mau belanja di one stop shopping dan mitra Bukalapak banyak menyediakan layanan virtual dan juga fisik. Biasanya yang awal bulan yang laris itu kirim uang, bayar BPJS, beli pulsa listrik dan penghasilan saya lebih meningkat dari sebelumnya,” kata, Adi. 

Omset paling besar yang diraup dari menjadi mitra Bukalapak yang didapatkan adi sebesar Rp. 2,5 juta perhari baik melalui penjualan secara virtual dan non virtual. 

Keberhasilan Mitra Bukalapak lainnya diceritakan Ni Made Suartini. Menurutnya  keberhasilan ini juga didukung oleh posisi warung sebagai bisnis mikro dan kecil yang mampu menjangkau segala lapisan masyarakat di berbagai komunitas.

Baca Juga: Bumikan Arti Penting G20 Bagi Indonesia, Kominfo Gandeng Influencer Ternama Gaungkan #SaatnyaIndonesia

Ia bercerita bercerita bahwa produk-produk virtual yang dijual di warungnya melalui aplikasi Mitra Bukalapak menyediakan berbagai nilai tambah bagi para pelanggannya.

Sebelum menjadi Mitra Bukalapak, warung Made hanya menjual produk-produk makanan. Jumlah pelanggannya pun relatif kecil.

Sejak menjual berbagai produk virtual di warungnya, Made dapat menarik lebih banyak pelanggan. 

Baca Juga: BRI Liga 1: Coach Teco Beberkan Alasan Irfan Jauhari Tinggalkan Bali United

“Banyak orang yang memilih datang ke warung saya dibandingkan ke tempat lain karena saya menyediakan macam-macam produk dan layanan virtual, seperti pulsa dan pembayaran tagihan. Produk-produk dan layanan seperti ini jarang dimiliki oleh warung-warung lain di daerah sekitar saya," jelas Made.

Sebagai warung, Made juga punya fleksibilitas untuk buka sampai lebih malam dibandingkan toko-toko modern. Ini tentunya memudahkan pelanggan-pelanggan saya, terutama yang sering kerja sampai malam.

Baca Juga: Lacak Kasus Dugaan Penyalahgunaan Dana SPI Mahasiswa Jalur Mandiri, Kampus Unud Digeledah Kejati Bali

"Juga karena saya warung, pelanggan-pelanggan saya bisa memenuhi berbagai kebutuhannya sambil ngobrol santai dengan saya tanpa merasa perlu memakai baju formal atau sejenisnya," ceritanya.

Hasilnya, Made dapat menaikkan pendapatannya hingga lebih 3x lipat per hari dari sekitar Rp 300.000 per hari ke Rp 1 hingga 2 juta per hari. ***

 

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler