Baca Juga: Kerumunan Demo Pendukung Jerinx Dibubarkan Polisi
"Di rumah sakit kata petugas tidak ada layanan rapid test, lalu saya dirujuk ke puskesmas,"terang Arianti.
Singkat cerita, ia bersama suaminya pun bergegas menuju puskesmas. Sesampainya disana ia mendaftar dan sempat mengantri selama sekitar 15 menit, sementara air ketuban terus keluar. Bahkan ia sempat pulang kerumah untuk ganti pembalut, sementara antrian digantikan ibu mertuanya. Satu setengah jam kemudian, setelah mendapat hasil rapid test mereka menuju RS Permata Hati, Mataram.
Baca Juga: Jerinx Minta Majelis Hakim Kasusnya di Bali, Diganti
Sesampainya di UGD, ia sempat menerima perawatan medis dan dioperasi secara sesar. Namun sayang rupanya bayi laki-laki yang berumur kandungan delapan bulan itu sudah tidak bernyawa.
Menurut pengakuaanya, petugas rumah sakit menutup-nutupi kenyataan bahwa anaknya meninggal. "Saya tau setelah keluarga saya yang bilang, pihak rumah sakit bilang anak saya masih di panasin (dihangatkan-red),"ungkapnya.
Baca Juga: Penangguhan Penahanan Jerinx SID Ditolak, Kuasa Hukum Minta Peradilan Tidak Daring
Saya sangat kecewa, saya tertekan, kenapa harus di oper sana sini, bahkan saya ingin diperiksa bukaan berapa pun tidak dapat,"ungkapnya sambil berlinang air mata. "Mengapa saya tidak ditangani dulu. Biar anak saya lahir dulu baru di rapid. Tapi ini tidak, padahal petuhas sudah pakai baju APD, dan kenapa ditutup-tutupi bahwa bayi saya udah meninggal,"ujarnya lagi.
Saat Penasehat Hukum Wayan 'Gendo' Suardana bertanya apakah merasa terwakili dari apa yang disuarkaan Jerinx di Instagram, wanita itu mengatakan : "Saya merasa sangat terwakili." (***)