Asal Usul Virus Corona hingga Kini Masih Belum Ada Kejelasan

23 September 2021, 14:40 WIB
Asal-usul virus corona yang masih diperbincangkan dan belum sampai pada titik terang hingga kini. /NDTV.COM/

INDOBALINEWS - Para ilmuwan di China pernah berencana melakukan rekayasa genetika terhadap virus corona yang lebih menular pada manusia dan akan diuji coba pada kelelawar, namun Departemen Pertahanan AS menolak proposal pendanaannya.

Rencana tersebut 18 bulan sebelum pandemi Covid-19 yang pertama merebak.

Ilmuwan di Wuhan Institute of Virology berencana meningkatkan secara genetik virus corona dan melepaskan aerosol yang berisi protein chimeric baru yang ditingkatkan jumlahnya tersebut terhadap kelelawar di Yunnan China.

Baca Juga: Pria Tak Beridentitas Ditemukan Meninggal di Dalam Kali Setelah Menabrak Mobil Parkir

Hal ini menurut proposal tahun 2018 yang diajukan ke Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), dikutip dari New York Post, Kamis 23 September 2021.

Mereka juga berencana mengubah virus corona agar bisa menginfeksi manusia dengan lebih mudah dengan memperkenalkan human-specific cleavage site ke virus corona kelelawar.

Tujuan penelitian ini untuk menilai tingkat risiko virus corona, mencari cara mencegah wabah dan memvaksinasi kelelawar menghadapi virus tersebut.

Proposal tersebut dipelopori EcoHealth Alliance di New York City, organisasi nirlaba yang dipimpin ilmuwan Inggris Peter Daszak yang sebelumnya menyalurkan dana federal ke laboratorium Wuhan untuk riset virus corona kelelawar.

Baca Juga: Jenis-Jenis Pelecehan Seksual yang Sering Terjadi di Medsos

Tetapi hibah 14 juta dolar AS ini akhirnya ditolak oleh DARPA karena khawatir bisa mengarah pada riset gain-of-function yang dapat membuat virus lebih menular dan patogenik.

Jelas bahwa usulan proyek pimpinan Peter Daszak ini dapat membahayakan masyarakat lokal, kata DARPA menolak proposal tersebut.

Rincian proposal dirilis oleh Drastic Research, kelompok ilmuwan internasional yang menyelidiki asal mula pandemi.

Kelompok itu mempertanyakan apakah riset tersebut masih berlanjut, mengingat Covid-19 secara teori menyebar dari laboratorium Wuhan.

Baca Juga: Webinar di Lombok Barat: Persiapkan Anak Menjadi Konsumen dan Produsen Internet yang Baik

Itu terjadi satu minggu setelah sekelompok anggota parlemen meminta Ketua DPR Nancy Pelosi memanggil Dr. Anthony Fauci terkait asal-usul Covid-19.

Dalam suratnya kepada Pelosi dinyatakan bahwa mereka tidak berhasil mengorek informasi dari berbagai pejabat tentang dana dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) yang mereka yakini digunakan untuk riset gain-of-function. Dr. Antony Fauci adalah direktur NIAID.

Fauci sebelumnya dituduh berbohong setelah dokumen yang terpisah terlihat bertentangan dengan klaimnya bahwa National Institutes of Health (NIH) tidak mendanai penelitian gain-of-function di laboratorium yang sama di Wuhan. NIAID adalah bagian dari NIH.

Dr. Anthony Fauci berulang kali bersikeras bahwa pendanaan NIH untuk laboratorium Wuhan bukan diperuntukkan riset gain-of-function.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: NY Post

Tags

Terkini

Terpopuler