Pascaserangan 11 September 2001, Derita Muslim Amerika: Dirundung hingga Jadi Target Komentar Rasis

- 10 September 2021, 15:02 WIB
Seseorang berjalan di dekat kolam peringatan di Memorial 11 September & Museum New York City.
Seseorang berjalan di dekat kolam peringatan di Memorial 11 September & Museum New York City. /ANDREW KELLY/REUTERS

Parahnya lagi, pemerintahan George W Bush pernah membuat "Wachtlist", dikenal dengan nama Terrorist Screening Database (TSDB). Pada 2016 terdaftar 5.000 warga AS dalam daftar, menurut data FBI.

Meskipun UU tersebut berakhir Maret 2020, namun tetap meninggalkan dampak berkepanjangan bagi muslim Amerika.

Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh Donald Trump tahun 2016 sebagai bahan kampanye memuluskan jalan menuju pemilihan presiden AS.

Sumayah Waheed mencatat kekerasan terhadap muslim Amerika meningkat kembali pada 2015 dan 2016. Lonjakan kasus ini sejalan dengan aktivitas kampanye pilpres yang dilakukan Donald Trump.

Baca Juga: Bule Linglung WNA Rusia di Bali Akhirnya Dideportasi

"Politik rasial antimuslim Donald Trump memicu kekerasan nyata dan timbul kebencian terhadap muslim," tegas Waheed.

Sementara itu Asad Butt, seorang produser podcast di Portland Oregon mengatakan muslim Amerika mengalami penderitaan akibat ‘kerikil kecil’ Islamophobia dan rasisme.

Pemerintah terus memata-matai warga muslim Amerika selama 20 tahun terakhir ini.

"Kami dianggapnya beda, padahal kami tak ada bedanya dengan warga Amerika lainnya," tutup Butt.***

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah