Kemungkinan terjadinya serangan besar-besaran yang menyeret AS ke dalam konflik adalah “kekhawatiran yang sangat realistis,” katanya.
"Saya pikir mereka mengkalibrasi serangan-serangan itu untuk melecehkan dan bukannya membunuh tentara AS secara massal,” katanya mengenai milisi Irak dan Suriah. “Tetapi masih banyak lagi yang bisa mereka lakukan.”
Baca Juga: PBB Sebut 'Gaza Menjadi Kuburan bagi Anak-Anak', Korban Tewas Capai 10.000 Orang
Tidak jelas bagaimana Presiden Joe Biden akan menanggapi serangan besar yang menewaskan banyak orang AS.
Berjuang dalam jajak pendapat menjelang pemilihan presiden tahun depan, Biden sejauh ini berusaha membatasi peran AS dalam konflik tersebut hanya untuk memastikan bantuan militer ke Israel.
Perang pecah ketika orang-orang bersenjata dari Hamas, kelompok militan yang didanai Iran dan menguasai daerah kantong Palestina di Gaza.
Melakukan serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023 lalu dan menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 240 orang.
Sejak itu, Israel tanpa henti membombardir wilayah pesisir tersebut, menewaskan lebih dari 10.000 orang, banyak di antaranya adalah anak-anak.
Sementara itu, Iran menyatakan pihaknya tidak berperan dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 tersebut terhadap Israel, meski pihaknya menyambut baik serangan tersebut.**