Network
INDOBALINEWS - Omegle, salah satu platform video chat populer, mengumumkan penutupannya setelah mendapat keluhan dari pengguna bahwa platform ini membantu pelecehan dan kejahatan serius.
Pendiri Leif K Brooks mengatakan bahwa situs web tersebut tidak lagi bisa berlanjut secara finansial maupun psikologis. "Platform yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan orang asing secara acak ini telah sangat populer, terutama di kalangan anak-anak dan pemuda selama pandemi," demikian kata pendiri Leif K Brooks seperti dilansir dari Theverge.
Keputusan penutupan Omegle datang di saat platform-platform media sosial semakin mendapat perhatian dari regulator di seluruh dunia. Omegle sendiri telah terlibat dalam kontroversi, termasuk kasus penting di mana seorang gadis muda menuduh platform ini karena menghubungkannya secara acak dengan seorang pedofil.
Baca Juga: Over Stay 2 Bulan, Pasangan WNA Amerika Dideportasi Imigrasi Mataram
Leif K Brooks mengakui kekurangan platform ini dan menyatakan bahwa beberapa orang telah menyalahgunakannya untuk melakukan kejahatan yang tak termaafkan. Dia juga menyebut serangan berulang yang ditujukan kepada layanan komunikasi seperti Omegle oleh sekelompok pengguna jahat.
Dalam pernyataan emosional, Brooks mengatakan bahwa stress dan beban finansial dalam menjalankan Omegle, bersama dengan pertempuran hukum, telah menjadi sangat berat baginya.
Baca Juga: Transfer Pemain Liga 1: Gustavo Almeida Dilepas, Arema FC Incar eks Barito Putera
Dalam beberapa tahun terakhir, Omegle telah disebut dalam lebih dari 50 kasus yang melibatkan pedofil di berbagai negara, dan hal ini telah memunculkan kekhawatiran tentang keselamatan anak secara online.
Statistik yang mengkhawatirkan dari Internet Watch Foundation (IWF) menunjukkan peningkatan lebih dari sepuluh kali lipat dalam gambar anak-anak yang terlibat dalam tindakan seksual di kamera sejak dimulainya lockdown pandemi.
