Israel 'Obok-Obok' Rumah Sakit di Gaza Cari Bukti Keberadaan Hamas

- 16 November 2023, 08:28 WIB
Kompleks sekitar RS Al Shifa di Jalur Gaza Palestina saat dibombardir oleh pasukan penjajah Zionis ..
Kompleks sekitar RS Al Shifa di Jalur Gaza Palestina saat dibombardir oleh pasukan penjajah Zionis .. /X.com/@gazanotice

 

INDOBALINEWS - Perang Gaza berlanjut, Israel mengatakan pasukannya beroperasi di dalam dan sekitar rumah sakit terbesar di Gaza, yang merupakan tujuan utama kampanyenya untuk menghancurkan militan Hamas Palestina yang menurut tentara menyimpan senjata dan menjalankan pusat komando di terowongan di bawah bangunan tersebut.

Pasukan Israel memaksa masuk ke rumah sakit Al Shifa pada Rabu dini hari dan menghabiskan hari itu untuk memperdalam pencarian mereka, kata militer. Mereka mengobok-obok rumah sakit untuk menggeledah memastikan pencarian tersebut.

Sebuah video tentang konflik Israel Palestina ini, memperlihatkan saat tentara menunjukkan senjata otomatis, granat, amunisi dan jaket antipeluru ditemukan dari sebuah bangunan yang dirahasiakan di dalam kompleks tersebut.

Baca Juga: Transfer Pemain Liga 1: Persebaya Surabaya Resmi Perkenalkan Paulo Henrique, Nggak Bahaya?

Pasukan pendudukan masih berbohong. Karena mereka membawa sejumlah senjata, pakaian dan peralatan dan menempatkannya di rumah sakit dengan cara yang memalukan.

“Kami telah berulang kali menyerukan pembentukan komite dari PBB, Organisasi Kesehatan Dunia dan Palang Merah untuk memverifikasi kebohongan pendudukan," kata anggota senior Hamas yang berbasis di Qatar, Ezzat El Rashq Rabu 15 November 2023 malam.

Pasukan Israel menggerebek kompleks Shifa pada Rabu malam untuk kedua kalinya dalam 24 jam” WAFA, seperti yang dilaporkan kantor berita resmi Palestina. Buldoser dan kendaraan militer digunakan, kata badan tersebut, mengutip sumber-sumber lokal.

Kantor berita Shehab yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan pada Kamis pagi bahwa tank-tank Israel menyerbu Al Shifa dari sisi selatan kompleks tersebut dan terdengar suara tembakan di daerah tersebut.

Baca Juga: Polres Jakarta Pusat Terima Laporan Penipuan 400 Tiket Konser Coldplay Senilai Rp1,3 Miliar

Israel memulai kampanyenya melawan kelompok Islam yang menguasai Gaza setelah militan mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober. Israel mengatakan 1.200 orang tewas dan sekitar 240 orang disandera pada hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah negara tersebut.

Sejak itu, Israel telah mengepung 2,3 juta penduduk Gaza dan melakukan pemboman udara. Pejabat kesehatan Gaza, yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB, mengatakan sekitar 11.500 warga Palestina dipastikan tewas, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak, dan lebih banyak lagi yang terkubur di bawah reruntuhan.

Israel telah memerintahkan seluruh bagian utara Gaza untuk dievakuasi, dan sekitar dua pertiga penduduknya kini kehilangan tempat tinggal.

Baca Juga: Pameran Lukisan Daur Ulang Sampah Plastik, Bangkitkan Semangat Anak Anak Peduli Lingkungan

Truk pertama yang membawa bahan bakar ke Gaza sejak dimulainya perang menyeberang dari Mesir pada hari Rabu untuk mengirimkan solar ke PBB, meskipun truk tersebut tidak akan berbuat banyak untuk mengurangi kekurangan yang menghambat operasi bantuan.

Pengiriman tersebut dimungkinkan karena Israel menyetujui 24.000 liter (6.340 galon) bahan bakar diesel untuk diizinkan masuk ke Gaza untuk truk distribusi bantuan PBB, meskipun tidak untuk digunakan di rumah sakit, menurut sumber kemanusiaan.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Rabu menyerukan jeda kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang dalam perjuangan untuk “jumlah hari yang cukup” untuk memungkinkan akses bantuan. Mereka juga menyerukan resolusi untuk pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas. Dewan beranggotakan 15 orang mengatasi kebuntuan dalam empat upaya untuk mengambil tindakan bulan lalu.

Baca Juga: 2 Jambret yang Sasar Belasan Turis Asing di Kuta Ditembak, Korban Rugi Sekitar Rp60 Juta

Israel sejauh ini menolak seruan gencatan senjata, yang menurut mereka akan menguntungkan Hamas. Namun, jeda dalam pertempuran telah dibahas dalam negosiasi yang dimediasi oleh Qatar untuk membebaskan beberapa sandera yang disandera dalam serangan 7 Oktober.

Mediator Qatar mengupayakan kesepakatan yang mencakup gencatan senjata selama tiga hari, dengan Hamas membebaskan 50 tawanannya dan Israel membebaskan beberapa perempuan dan anak di bawah umur dari tahanan keamanannya, kata seorang pejabat yang mengetahui perundingan tersebut.

Baca Juga: Transfer Pemain Liga 1: Perkenalkan, Ini 4 Amunisi Tambahan PSM Makassar Hadapi Putaran Dua

Mengumpulkan para sandera untuk pembebasan serentak, yang diinginkan Israel, akan sulit secara logistik tanpa gencatan senjata, kata salah satu sumber di wilayah tersebut yang mengetahui negosiasi tersebut. 

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah