INDOBALINEWS- Ketika para pemimpin dunia memuji Qatar karena menjadi perantara gencatan senjata antara Israel dan Hamas pekan lalu, para perundingnya menggandakan upaya mediasi mereka, khawatir gencatan senjata akan gagal sebelum dimulai.
Gencatan senjata dan perjanjian untuk mendampingi pertukaran tahanan dan sandera dirumuskan secara longgar.
"Para perunding negara kecil Teluk tersebut mengetahui bahwa Israel dan Hamas belum sepakat mengenai kapan, atau bagaimana, gencatan senjata dan pertukaran akan dimulai," demikian dikatakan sumber di Qatar dilansir dari Reuters Kamis 30 November 2023.
Baca Juga: 2 WN Malaysia Dideportasi dari Bali gegara Bawa Ekstasi dan Obat Terlarang Lainnya
Semua poin dalam perjanjian tersebut perlu diklarifikasi dan memastikan bahwa poin-poin tersebut memiliki arti yang sama bagi Israel dan Hamas, kata sebuah sumber yang mengetahui tentang negosiasi tersebut.
Misalnya, pihak Israel telah berjanji untuk "memarkir" tank-tank yang mereka gunakan di dalam Jalur Gaza, namun tidak ada seorang pun yang sepakat mengenai apa maksud dari tindakan tersebut di lapangan, kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sifat sensitif dari serangan tersebut. pembicaraan.
Baca Juga: Mengejutkan, 500 Lebih Anak Indonesia Tertular HIV dari Ibunya Tahun 2023
Salah satu perunding utama Qatar, diplomat karir Abdullah Al Sulaiti, merasa khawatir. "Saya pikir kami akan kehilangan hal itu dan perjanjian itu tidak akan berhasil," katanya dalam sebuah wawancara.
Untuk tetap fokus, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani telah menyelesaikan agendanya,
membatalkan rencana perjalanan ke Moskow dan London, kata sumber yang menjelaskan tentang negosiasi tersebut.