Upakara Tumpek Landep: Mengasah Ketajaman Pikir, Membangun Hidup Tenang dan Damai

8 September 2021, 04:30 WIB
Umat Hindu akan melakukan upacara Tumpek Landep pada Sabtu, 11 September 2021. /Laman PHDI.or.id

INDOBALINEWS – Umat Hindu akan melakukan upacara atau upakara Tumpek Landep pada Sabtu, 11 September 2021.

Rangkaian ritual yang dilaksanakan umat Hindu mulai Hari Suci Saraswati, Pagerwesi dan puncaknya Tumpek Landep membuat Bali penuh vibrasi kesucian, kedamaian, ketenangan, dan kenyamanan.

Tumpek Landep merupakan hari istimewa untuk mengupacarai segala benda yang dilaksanakan setiap 210 hari sekali yang jatuh pada Sabtu Kliwon, Wuku Landep (wuku ke-2 dari 30 wuku dalam perhitungan kalender Bali).

Baca Juga: Ketika Tilem Berbarengan Kajeng Kliwon, Ini Makna dan Kesakaralan bagi Umat Hindu

Upacara ini dilaksanakan untuk memohon keselamatan kepada   Sang Hyang Pasupati, manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) sebagai pencipta dan pemilik peralatan yang terbuat dari besi, baja, emas, atau perak.

Guru besar pertama dalam bidang ilmu pariwisata budaya dan agama Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Prof. Dr. Drs. Ketut Sumadi, M.Par menjelaskan makna lebih dalam tentang Tumpek Landep adalah untuk mengasah dan meningkatkan ketajaman pikiran serta mohon kekuatan lahir batin agar manusia  selamat dalam mengarungi samudra kehidupan.

“Bhagawan Wararuci dalam Kitab Sarasamuccaya mengajak umat agar terus meningkatkan ketajaman dan kecerdasan akal serta pikiran dengan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Sebab dari semua makhluk yang dilahirkan ke dunia, hanya manusia yang dibekali kecerdasan akal dan pikiran,” kata Ketut Sumadi kepada Indobalinews pada Selasa, 7 September 2021.

Mungkin masyarakat Hindu di Bali masih banyak yang mengira Tumpek Landep adalah hari ulang tahun atau otonan untuk kendaraan dan barang barang yang terbuat dari besi.

Baca Juga: Rahina Tilem Berikan Vibrasi Positif untuk Manusia dan Alam Semesta, Ini yang Dilakukan Umat Hindu

Namun, lanjut Ketut Sumadi, Tumpek Landep adalah wujud keseriusan umat membangun hidup penuh kedamaian dan menjaga kesucian kemajuan teknologi agar tidak merusak alam serta lingkungan hidup.

Kata dia pelaksanaan ritual Tumpek Landep bagi umat Hindu, khususnya di Bali yang dengan mudah dapat disaksikan di berbagai pelosok tempat.

Dia menyebut persermbahyangan ini bukan berarti umat Hindu memuja benda-benda yang mengandung unsur besi, seperti mobil, motor, televisi atau yang lainnya, tetapi ritual Tumpek Landep ini merupakan wujud rasa syukur umat.

Baca Juga: Kearifan Lokal Desa Wisata Tete Batu Lombok Timur Jadi Magnet Bagi Wisman

“Melalui ritual Tumpek Landep umat mengungkapkan rasa syukur dengan aneka sesajen persembahan kepada Tuhan/Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Bhatara Pasupati yang telah menganugerahkan ilmu dan kecerdasan akal kepada umat manusia untuk bisa melahirkan beraneka peralatan teknologi canggih,” katanya.

Ia menjelaskan teknologi canggih itu harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat positif, sesuai dengan konsep hidup orang Bali yaitu Tri Hita Karana (hidup harmoni dengan Tuhan, alam semesta, dan sesama manusia).

“Oleh sebab itu seluruh peralatan yang dipakai manusia untuk mengolah isi alam, terutama peralatan yang mengandung unsur besi, baja, emas, atau perak  harus tetap terjaga kesuciannya, sehingga selalu dapat digunakan dengan baik tanpa merusak alam,” katanya.***

Editor: M. Jagaddhita

Tags

Terkini

Terpopuler