Hari Raya Pagerwesi, Umat Hindu Gelar Persembahyangan Memagari Diri dari Godaan Duniawi

- 31 Agustus 2021, 15:34 WIB
Umat Hindu melakukan persembahyangan Hari Raya Pagerwesi yang jatuh pada setiap hari Budha/Rabu Kliwon wuku Sintha yang datang setiap 210 hari sekali sesuai dengan kalender Bali.
Umat Hindu melakukan persembahyangan Hari Raya Pagerwesi yang jatuh pada setiap hari Budha/Rabu Kliwon wuku Sintha yang datang setiap 210 hari sekali sesuai dengan kalender Bali. /ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

 

INDOBALINEWS - Umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Pagerwesi yang jatuh pada Rabu, 1 September 2021.

Dosen Universitas Hindu Negeri Indonesia Dr. Ni Made Yuliani, S.Sos., M.Fil.H menjelaskan kata pagerwesi memiliki arti sebagai pagar besi.

Kata dia pagerwesi melambangkan suatu perlindungan yang kuat, di mana segala yang dipagari dengan kuat berarti sesuatu yang sangat dilindungi karena berharga.

Baca Juga: Hari Saraswati: Memaknai Hari Turunnya Ilmu Pengetahuan dan Penajaman Pikiran

“Hari Pagerwesi dimaknai sebagai magehin awak artinya yasa kuat teguh untuk memagari diri. Maksudnya memberi pagar diri agar terhindar dari godaan untuk berbuat yang melanggar ajaran agama,” katanya kepada Indobalinews pada Selasa, 31 Agustus 2021.

Pagerwesi dilaksanakan setiap Budha/Rabu Kliwon wuku Sintha yang datang setiap 210 hari sekali sesuai dengan kalender Bali.

Hari pagerwesi merupakan rerahinan gumi, sama halnya dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Rahinan gumi artinya hari raya untuk semua masyarakat baik pendeta maupun umat biasa.

Baca Juga: Hari Saraswati: Mengenal Silsilah Dewi Pengetahuan yang Diperingati Umat Hindu di Bali

Pada Hari Pagerwesi ini manifestasi Tuhan yang dipuja adalah Sanghyang Pramesti Guru.

“Sanghyang Pramesti Guru adalah nama lain dari Dewa Siwa yang merupakan manifestasi Tuhan sebagai dewa pelebur segala hal yg buruk yang sudah tidak patut masih ada,” kata Ni Made Yuliani.

Dia menjelaskan keberadaan Dewa Siwa sebagai Sanghyang Pramesti Guru adalah menjadi gurunya alam semesta terutama manusia.

“Manusia dalam hidupnya harus memiliki guru yang menuntun sehingga hidupnya menjadi terarah dan agar segala tindakan tidak kacau atau sembarangan,” ujarnya.

Baca Juga: Wawali Jaya Negara Pada Peringatan Saraswati : Ilmu Merupakan Senjata Dalam Mengarungi Kehidupan

Dalam lontar Sundarigama disebutkan Bhuda Kliwon Sintha Ngaran Pagerwesi payogan dang Hyang Pramesti Guru kairing ring watek dewata nawa sanga ngawerdhiaken sarwa tumitah sarwatumuwuh ring bhuana kabeh.

Artinya: Rabu kliwon Sintha disebut pagerwesi sebagai pemujaan Sang Hyang Pramesti Guru yg diiringi oleh Dewata Nawa Sanga/sembilan dewa, untuk mengembangkan segala yang lahir dan segala yang tumbuh di seluruh dunia.

“Jadi, berdasarkan hal tersebut jelaslah bahwa merayakan Hari Pagerwesi merupakan perayaan untuk menguatkan diri dari godaan yang melanggar ajaran agama melalui tuntunan dewa sebagai guru,” tutur Ni Made Yuliani.***

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x