“Berkaitan dengan Kliwon yang posisinya ada di madya (tengah) dengan dewatanya Shiwa yang berstana di tengah (dalam) bermakna bahwa umat Hindu dalam memujaNya patutlah dengan sikap lahir batin yang disebut mulat sarira,” kata Gede Rudia Adiputra.
Mulat sarira yang dimaksudkan adalah mawas diri dalam kondisi terkendali ke dalam lubuk hati, bermeditasi untuk perenungan diri, atau istilah yang lebih sakral adalah melakukan tapa brata yoga semadi.
Gede Rudia Adiputra mengatakan pada saat Tilem bertepatan dengan Kajeng Kliwon umat Hindu patut melakukan introspeksi dilanjutkan dengan pemujaan atau bersembahyang ke hadapan Sanghyang Widhi dengan manifestasinya.
“Semoga semua umat Hindu tanpa kecuali senantiasa dapat berbakti kepada Hyang Widhi dan Bhatara Leluhur untuk memohon waranugraha dalam bentuk tutunan serta penerangan batin agar dapat melaksanakan swadharma kehidupan di dunia ini,” katanya.***