Alasan itulah yang menyebabkanya menggagas Tri Hita Karana Award pada tahun 2000, yakni award yang diberikan untuk pelaku pariwisata yang dinilai dapat menjaga ketiga hubungan tersebut. Tolok ukurnya pun semakin berkembang seiring dengan pberbagai perubahan yang terjadi.
Baca Juga: Didukung Teknologi CTBL, Kolaborasi di TOSS Center, Efektif dan Efisien Kurangi Beban TPA
Menanggapi peluncuran buku tersebut, Guru Besar Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Sumadi menyatakan, refleksi pemikiran seorang wartawan sangat diperlukan karena sudah pasti berbasis pada kenyataan yang ditemui di lapangan.
Profesi wartawan, sebut dia, selayaknya juga menjadi guru bagi masyarakat melalui berita yang disampaikan. Di sisi lain, tradisi di Bali pun memerlukan orang-orang yang mampu menerjemahkan kepada masyarakat luas sehingga dipahami bukan hanya oleh orang Bali tetapi juga masyarakat dunia yang datang ke Bali. ***