Dugaan Perundungan di Pesantren Al Aziziyah Lombar, NI Asal NTT Sebelum Meninggal Mengaku Dipukul Kayu

- 29 Juni 2024, 19:05 WIB
Ilustrasi perundungan.
Ilustrasi perundungan. /Pixabay/Anemone123/

INDOBALINEWS - Seorang santriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) meninggal dunia usai 16 hari kritis di rumah sakit dan 6 hari koma diduga mengalami perundungan oleh sejumlah temannya.

Pasalnya saat dalam kondisi kritis di rumah sakit, NI yang asal Ende Nusa Tenggara Timur (NTT) sempat sadar dan mengaku telah dipukul pakay kayu dan sajadah oleh tiga temannya.

untuk itu Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mendesak polisi mengungkap penyebab kematian NI (13), santriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"(Korban) baru meninggal dan saya minta polisi ungkap kematian anak ini di pondok pesantren, yang diduga karena menjadi korban perundungan," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA Nahar, saat dihubungi di Jakarta, Sabtu 29 juni 2024.

Baca Juga: Gut Bacteria May Be a Hidden Tool for Managing Stress  

KemenPPPA menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya NI yang diduga telah mengalami perundungan di pondok pesantren tempatnya menimba ilmu agama.

"Kami berharap polisi segera mengungkap kasus ini dan menemukan para pelakunya. Pihak-pihak yang bertanggung jawab juga agar diperiksa untuk mencegah keberulangan perundungan di lembaga pendidikan yang menyebabkan anak menjadi korban dan meninggal dunia," kata Nahar dilansir dari Antara.

NI menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur, pada Sabtu pagi, setelah menjalani 16 hari masa kritis di RSUD tersebut.

"Ini tidak boleh dianggap sepele karena anak meninggal dunia, setelah mendapat perawatan dan koma selama enam hari," kata Nahar.

Halaman:

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah