INDOBALINEWS - Laut Indonesia mengisi sebagian besar wilayah NKRI. Sayangnya tak hanya kaya akan sumber daya laut. Namun polusi sampah plastik saat ini jadi ancaman keanekaragaman hayatinya.
Sayangnya, di dalam perairan itu bukan hanya ikan-ikan yang berkeliaran, melainkan sampah-sampah yang berserakan, dan yang lebih mengerikan adalah sampah “mikroplastik” dikonsumsi ikan, yang akhirnya dikonsumsi manusia
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta, mengatakan bahwa timbunan sampah Indonesia mencapai 25,6 juta ton/tahun.
Angka tersebut berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) per 16 Juni 2022 dari 207 kabupaten dan kota pada tahun 2021.
Dari sistem tersebut juga diketahui bahwa komposisi sampah tertinggi, sebesar 29,5 persen berasal dari sampah sisa makanan dan tertinggi kedua 15,4 persen adalah plastik.
Baca Juga: Jelang KTT G20: Hotel Diminta Sajikan Hidangan Produk Lokal Termasuk Arak Bali untuk Para Delegasi
“Kita tahu bahwa sebanyak 80 persen sampah laut berasal dari kegiatan di daratan yang bocor melalui sungai dan mencemari laut. Tentunya sampah laut dan dampak pencemaran terhadap laut telah menjadi isu skala lokal, nasional hingga global. Sampah laut atau marine debris, sangat berdampak buruk bagi lingkungan dan biota laut,” kata Nyoman dalam pernyataan resminya Kamis 3 November 2022.