'Bansos Kebijakan Negara, Jangan Dijadikan Instrumen Meraup Suara'

14 Desember 2023, 22:04 WIB
Ilustrasi Bansos. /Dok Ale

INDOBALINEWS - Bantuan sosial (bansos) pemerintah di tengah pemilu dianggap dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan elektoral. Ketum PAN Zulkfili Hasan, berkampanye dengan narasi agar rakyat memilih salah satu pasangan agar bansos dan BLT berlanjut.

Hal itu dikatakan oleh Peneliti senior BRIN Prof. Lili Romli yang menilai kampanye seperti tidak etis. Alih-alih bagaimana agar rakyat makmur dan sejahtera sehingga tidak mengandalkan bansos, kampanye model ini justru ingin melestarikannya.

"Ini bisa dikatakan mereka ingin agar rakyat tetap miskin sehingga akar tergantung terus pada bansos. Ini bentuk politik populis yang salah kaprah," terangnya di Jakarta, kamis 14 Desember 2023.

Baca Juga: Mau Lokasi Tenang untuk Meditasi atau Yoga? Silahkan ke Bali Ada Pulau Khusus untuk Itu di ITDC Nusa Dua

Menurutnya, kampanye politik harusnya berfokus pada upaya menyejahterakan rakyat dengan seperti penciptaan lapangan usaha bagi rakyat, lapangan pekerjaan, peningkatan pendidikan sehingga rakyat bisa keluar dari jerat kemiskinan.

"Bukan terus menerus melestarikan bansos," lanjutnya sambil menambahkan kini program bansos pun diduga melenceng dari tujuan awal dan sudah bersifat politis. 

Bansos disinyalir menjadi instrumen klintelisme untuk meraih suara, untuk pemenangan pemilu dan pilpres. Padahal pendanaan bansos bersumber dari uang rakyat.

Baca Juga: Liga 1: Persija Jakarta vs PSS Sleman, Risto Vidakovic Sebut Pemain Macan Kemayoran Sedang dalam Tekanan Berat

Lili menekankan pentingnya kesadaran publik untuk melihat bansos secara jernih di tengah masa pemilu. Bahwa bansos bukan berasal sosok atau sosok, melainkan negara.

"Moga rakyat sadar dan mengetahui bahwa bansos bukan kemurah-hatian penguasa, karena yang digunakan bukan uang pribadi tapi uang negara, yang hakekatnya adalah uang rakyat," ujarnya.

Tidak mendidik

Sementara itu, Pakar Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan bantuan sosial dipakai untuk meraih kepercayaan publik sejak lama. “Bansos tinggi untuk meraih kepercayaan publik,“ kata Trubus saat berbincang hari ini (14/12).

Lebih dari sekedar untuk melanggengkan kekuasaan, Bansos harus memberi harapan kepada masyarakat miskin jika disalurkan dengan tepat. “ Bahwa bansos juga membawa harapan kepada masyarakat miskin untuk bertahan dalam mengarungi hidupnya,” imbuh Trubus.

Jika Bansos ini digaungkan terus tidak bisa dipungkiri karena ada anak Presiden Joko Widodo di situ, yang terus mengatakan bahwa dia akan melanjutkan kerja-kerja bapaknya. Kelekatan antara Jokowi dan Bansos sudah begitu mengakar.

Baca Juga: 'Jatuh Cinta Seperti di Film Film' Diluncurkan dan Nobar di 10 Kota, Salah Saturnya di Denpasar

“Jujur saja masyarakat bawah bingung kalo pak Jokowi enggak presiden, bansos masih mengalir atau tidak,” ungkap Trubus.

Apalagi bagi mereka masyarakat tergolong kemiskinan ekstrim. “Saya harapannya, bagaimana orang miskin ekstrim mendapatkan dua kali lebih banyak,” tegasnya.

Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang berani menjanjikan Bansos, diminta untuk mencari dulu akar masalahnya sehingga tidak menjadi ketergantungan. “Persoalannya apakah lama? Kan tidak mendidik kalau terus menerus,” tandas Trubus. ***

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler