Ketua Lesbumi NU KH Agus Sunyoto Wafat, Bukunya 'Atlas Wali Songo' Luruskan Sejarah Islam di Indonesia

- 27 April 2021, 11:18 WIB
Sejarawan dan Ketua Lesbumi NU KH Agus Sunyoto.
Sejarawan dan Ketua Lesbumi NU KH Agus Sunyoto. /Dokumentasi foto PBNU/nu.or.id

Agus Sunyoto berusaha meyakinkan publik bahwa Wali Songo adalah fakta sejarah, bukan sekadar dongeng.

Seperti dikutip dari laman nu.or.id dalam buku tersebut Agus Sunyoto menulis bahwa sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia berusaha dipelintir oknum tertentu yang tampak bermaksud menghilangkan jejak Wali Songo. Salah satu buktinya adalah tidak dicantumkan sedikitpun perihal Wali Songo di dalam buku Ensiklopedia terbitan Ikhtiar Baru Van Hoeve.

 

Karya lain KH Agus Sunyoto adalah Resolusi Jihad, Banser Berjihad Melawan PKI, Sunan Ampel: Taktik dan Strategi Dakwah Islam di Jawa, dan Suluk Abdul Jalil: Perjalanan Ruhani Syeh Siti Jenar.

Ia juga menulis cerita bersambung di Harian Jawa Pos: Anak-Anak Tuhan (1985); Orang-Orang Bawah Tanah (1985); Ki Ageng Badar Wonosobo (1986); Khatra (1987); Hizbul Khofi (1987); Khatraat (1987); Gembong Kertapati (1988); dan lain-lain.

Sebagai penulis kreatif Agus Sunyoto pada 2014 dianugerahi Asrul Sani Award.

Agus Sunyoto mengemban amanat sebagai ketua Lesbumi PBNU pada periode kedua kepemimpinan KH Said Aqil Siroj setelah Muktamar Ke-33 NU di Jombang pada 2015. Lesbumi merupakan perangkat departementasi Nahdlatul Ulama yang bertugas melaksanakan kebijakan NU di bidang pengembangan seni dan budaya.

Setelah menamatkan sekolah di SMAN IX Surabaya Agus Sunyoto kuliah di Jurusan Seni Rupa, Fakultas Keguruan Sastra dan Seni IKIP Surabaya, lulus 1985. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Fakultas Pasca Sarjana IKIP Malang jurusan Pendidikan Luar Sekolah, lulus 1989.

Ia juga mondok di beberap pesantren di antaranya belajar ilmu hikmah di Pesantren Nurul Haq Surabaya yang diasuh oleh KH. M. Ghufron Arif; Pesantren Nurul Haq, dan belajar pula kepada KH Ali Rochmat di Wedung, Demak, Jawa Tengah.

Pada 1994 masuk Pesulukan Thariqah Agung (PETA), Kauman, Tulungagung di bawah asuhan KH Abdul Jalil Mustaqiim dan KH. Abdul Ghofur Mustaqiim.***

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Instagram @movreview nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah