Ketua Lesbumi NU KH Agus Sunyoto Wafat, Bukunya 'Atlas Wali Songo' Luruskan Sejarah Islam di Indonesia

- 27 April 2021, 11:18 WIB
Sejarawan dan Ketua Lesbumi NU KH Agus Sunyoto.
Sejarawan dan Ketua Lesbumi NU KH Agus Sunyoto. /Dokumentasi foto PBNU/nu.or.id

INDOBALINEWS – Sejarawan dan penulis buku Atlas Wali Songo, KH Agus Suntoto, meninggal dunia di Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya, Selasa 27 April 2021.

KH Agus Sunyoto yang juga Ketua Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) lahir di Surabaya 21 Agustus 1959.

Salah seorang tokoh Nahdlatul Ulama, KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang dikelnal Gusmus melalui akun Instagram @s.kakung menulis status: Innã liLlãhi wainnã ilaiHi rãji'uun...

Baca Juga: Radhar Panca Dahana Meninggal, Indonesia Kehilangan Sastrawan dan Pemikir Kebudayaan yang Kritis

Kemudian dilanjutkan dengan: Pagi ini terima pesan WA dari @president_jancukers yang mengabarkan saudaraku KH Agus Sunyoto wafat.

Menurut Gusmus almarhum adalah seorang sejarawan penulis buku Atlas Wali Songo yang tekun memberi pencerahan melalui tulisan maupun ceramah --termasuk dalam meluruskan sejarah-- itu adalah seorang alim yang tawaduk dan ikhlas.

“Aku yakin beliau husnul khãtimah. InsyãAlläh. AskanahuLlãhu fasiiha jannatiH. Al- Fãtihah,” tulis Gusmus.

Baca Juga: Upacara Kurukudu Mengantar Umbu Landu Paranggi ke Ruang Sunyi, Senin 12 April 2021

Buku Atlas Wali Songo memang merupakan salah satu karya fenomenal Agus Sunyoto yang yang mengupas penyebaran agama Islam di Nusantara.

Agus Sunyoto berusaha meyakinkan publik bahwa Wali Songo adalah fakta sejarah, bukan sekadar dongeng.

Seperti dikutip dari laman nu.or.id dalam buku tersebut Agus Sunyoto menulis bahwa sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia berusaha dipelintir oknum tertentu yang tampak bermaksud menghilangkan jejak Wali Songo. Salah satu buktinya adalah tidak dicantumkan sedikitpun perihal Wali Songo di dalam buku Ensiklopedia terbitan Ikhtiar Baru Van Hoeve.

 

Karya lain KH Agus Sunyoto adalah Resolusi Jihad, Banser Berjihad Melawan PKI, Sunan Ampel: Taktik dan Strategi Dakwah Islam di Jawa, dan Suluk Abdul Jalil: Perjalanan Ruhani Syeh Siti Jenar.

Ia juga menulis cerita bersambung di Harian Jawa Pos: Anak-Anak Tuhan (1985); Orang-Orang Bawah Tanah (1985); Ki Ageng Badar Wonosobo (1986); Khatra (1987); Hizbul Khofi (1987); Khatraat (1987); Gembong Kertapati (1988); dan lain-lain.

Sebagai penulis kreatif Agus Sunyoto pada 2014 dianugerahi Asrul Sani Award.

Agus Sunyoto mengemban amanat sebagai ketua Lesbumi PBNU pada periode kedua kepemimpinan KH Said Aqil Siroj setelah Muktamar Ke-33 NU di Jombang pada 2015. Lesbumi merupakan perangkat departementasi Nahdlatul Ulama yang bertugas melaksanakan kebijakan NU di bidang pengembangan seni dan budaya.

Setelah menamatkan sekolah di SMAN IX Surabaya Agus Sunyoto kuliah di Jurusan Seni Rupa, Fakultas Keguruan Sastra dan Seni IKIP Surabaya, lulus 1985. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Fakultas Pasca Sarjana IKIP Malang jurusan Pendidikan Luar Sekolah, lulus 1989.

Ia juga mondok di beberap pesantren di antaranya belajar ilmu hikmah di Pesantren Nurul Haq Surabaya yang diasuh oleh KH. M. Ghufron Arif; Pesantren Nurul Haq, dan belajar pula kepada KH Ali Rochmat di Wedung, Demak, Jawa Tengah.

Pada 1994 masuk Pesulukan Thariqah Agung (PETA), Kauman, Tulungagung di bawah asuhan KH Abdul Jalil Mustaqiim dan KH. Abdul Ghofur Mustaqiim.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Instagram @movreview nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah