Program MBKM ISI Denpasar Diapresiasi, Plt Dirjen Dikti: Jadi Fondasi Ekonomi Kreatif dan Inovasi

- 10 Oktober 2021, 21:32 WIB
Foto bersama seusai acara Pangurip MBKM ISI Denpasar, Jumat 8 Oktober 2021.
Foto bersama seusai acara Pangurip MBKM ISI Denpasar, Jumat 8 Oktober 2021. /Dok. ISI Denpasar

INDOBALINEWS - Seni yang dikawinkan dengan teknologi akan meningkatkan daya saing, apalagi bangsa Indonesia dikenal memiliki DNA kreativitas.

Plt. Dirjen Pendidikan Dikti, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek Prof Nizam PhD mengatakan terkait hal tersebut Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dapat menjadi inisiator seni inovatif dan industri kreatif melalui program pembelajaran Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).

“Pemberlakukan MBKM pada pendidikan tinggi seni sangat penting bagi pengembangan karakter bangsa, sekaligus merupakan fondasi ekonomi kreatif dan inovasi ke depan,” kata Nizam dalam acara Pangurip MBKM ISI Denpasar, Jumat 8 Oktober 2021.

Baca Juga: Indonesia Klarifikasi ke World Anti Doping Agency, WSBK dan MotoGP Mandalika Tetap Sesuai Jadwal 

Menurut Nizam MBKM juga menjadi muara dari ‘aliran air sejuk’ dunia profesional dan dunia kampus untuk Indonesia Maju.

Pada kesempatan itu Nizam memberikan apresiasi kepada ISI Denpasar mendapat apresiasi karena kerja pengaktualisasian program pembelajaran MBKM di luar institut Semester Gasal 2021/2022 dilakukan secara konsisten, terintegrasi, dan menyeluruh.

MBKM ISI Denpasar luar institut menyertakan 351 mahasiswa seluruh program studi, melampaui target Indikator Kinerja Utama (IKU) yakni 20% dari jumlah total mahasiswa atau sebanyak 340 mahasiswa.

Pangurip MBKM ISI Denpasar bertajuk Svarna Nuswantara Kramaning Lelangon (Menuju Kegemilangan Indonesia berbasis Pemajuan Ekosistem Seni Budaya) tersebut digelar dalam Sidang Senat Terbuka selain menghadirkan Plt. Dirjen Prof Nizam, juga hadir Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjenristekdikti Prof. Aris Junaidi, wakil Mitra Strategis yakni pendiri Museum ARMA Anak Agung Gde Rai dan pendiri Sanggar Bona Alit, Gusti Ngurah Adi Putra.

Baca Juga: Semakin Miskin Negara, Semakin Agama Dianggap Penting 

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana mengatakan seluruh proses menuju pemberlakuan MBKM telah dilakukan konsisten dalam tujuh bulan terakhir.

“Dimulai penyusunan kurikulum MBKM berbasis Program Studi, dengan menjaga relevansi, mutu, dan daya saing,” ujarnya.

Kata dia perumusan kurikulum secara fundamental ini, melibatkan 60-an tokoh dari unsur maestro, seniman-desainer, profesional, dan juga pakar pendidikan tinggi, sampai kemudian disetujui Senat Institut dan ditetapkan dengan Peraturan Rektor.

Peluncuran pemberlakuan kurikulum bertepatan dengan pengesahan mahasiswa baru, pada Kamis 16 September 2021, kemudian penandatangan Perjanjian Kerjasama MBKM bersama Mitra strategis secara Drive Thru, Jumat 17 September 2021, dan terakhir Pangurip MBKM ISI Denpasar.

Baca Juga: Sudah Sejam Panjat Pohon Kelapa Tak Turun Turun, Ternyata Nyoman Meninggal di Atas  

“Acara Pangurip digelar menunjuk pada tujuan mulia MBKM, yakni meneguhkan pencapaian kegemilangan Indonesia berbasis pemajuan seni-budaya, melalui sinergi, kolaborasi, dan gotongroyong lintas batas, sekaligus penuh kemungkinan kreativitas dan inovasi antara ISI Denpasar dan Mitra Strategis MBKM,” katanya.

Ia menyebut seluruh prodi sarjana dan sarjana terapan di lingkungan ISI Denpasar telah menyiapkan tujuh Program Pembelajaran MBKM di luar Institut yakni Asistensi Mengajar, Kewirausahaan, Studi/Projek Independen, KKN Tematik, Projek Kemanusiaan, Riset/Penelitian, dan Magang/Kerja Praktik.

"Program tersebut untuk memastikan seluruh mahasiswa  memasuki pengalaman multifacet, lintas disiplin keilmuan, keluasan jejaring ekosistem, sekaligus peluang-peluang pemajuan cita-cita masa depan sebagai pribadi utuh: cakap, berkepribadian, sekaligus cinta tanah air,” kata Kun Adnyana. 

Baca Juga: Geliat 2 UMKM Binaan BI di Bali yang Berusaha Tegar di Tengah Badai Pandemi

Wakil Rektor bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar Dr Anak Agung Gede Rai Remawa menjelaskan Program Pembelajaran MBKM di luar Institut diberikan kepada seluruh mahasiswa Semester VI dan VII dengan bobot masing-masing 20 SKS.

MBKM di luar Institut dilaksanakan paling sedikit 17 minggu dengan penyesuaian SKS secara terstruktur, melingkupi  komponen: studi kasus, promosi-pemasaran digital, workshop, seminar, literasi, dan reka, cipta, kaji, kelola untuk MBKM di luar Institut Semester VI.

“Pada Semester VII penguatan kompetensi mahasiswa dimatangkan dengan komponen: riset dasar, tata kelola ekosistem, literasi digital, skripsi, dan diseminasi,” ujarnya.

Baca Juga: Partai Pelopor Berganti Nama Menjadi Partai Perkasa, Siap Ikut Pemilu 2024

Pendiri Museum ARMA Anak Agung Gde Rai mengatakan siap bekerja sama secara total melalui program MBKM ISI Denpasar ini.

“Kami memiliki koleksi karya seni, berikut event apresiasi yang berkelanjutan, hendaknya menjadi ruang riset atau penelitian yang mendalam bagi institusi pendidikan tinggi seperti ISI Denpasar,” tuiturnya.

Kata dia sesungguhnya model kolaborasi ini boleh dikata agak terlambat, karena pihaknya telah bekerja sama justru dengan berbagai perguruan tinggi dan komunitas kreatif di berbagai negara.

“Saya mengapresiasi langkah Rektor ISI Denpasar yang secara konsisten dan menyeluruh menyelenggarakan MBKM ini,” ujar Agung rai yang juga Ketua Himusba Bali itu.***

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah