Geliat 2 UMKM Binaan BI di Bali yang Berusaha Tegar di Tengah Badai Pandemi

- 9 Oktober 2021, 23:14 WIB
2 Pelaku UMKM Binaan BI  di Buleleng Bali bersama Rizki Ernadi Wimanda, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali saat kunjungan peserta Capacity Building Jumat 8 Oktober 2021.
2 Pelaku UMKM Binaan BI di Buleleng Bali bersama Rizki Ernadi Wimanda, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali saat kunjungan peserta Capacity Building Jumat 8 Oktober 2021. /Shira Indobalinews

INDOBALINEWS - Pelaku UMKM merupakan salah satu sendi perekonomian bangsa yang harus berjuang keras untuk bertahan di tengah badai pandemi covid.

Meski ada yang terdampak sangat, tak sedikit juga yang masih terus berusaha tegar di tengah badai pandemi yang di bulan Oktober 2021 sudah ada tanda-tanda kilatan cahaya harapan baru setelah 2 tahun redup. 

Dua dari segelintir pelaku UMKM yang terus berjuang itu adalah 'Pagi Motley' dan Tenun Artha Dharma di Buleleng Bali yang dikunjungi peserta Capacity Building yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Singaraja 7-9 Oktober 2021 didampingi oleh Rizki Ernadi Wimanda, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dan Deputi Direktur Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali, Donny H. Heatubun.

Baca Juga: BI Bali Buka Kembali Layanan Penukaran Uang: Catat Jadwalnya!

Kedua UMKM binaan Bank Indonesia ini sempat berbagi cerita bagaimana aktivitas dan upaya mereka bertahan di tengah pandemi saat ini. Menurut Dewa Ayu Agung Puspita Dewi isteri dari I Made Andika Putra pemilik perusahaan pencelupan dan pewarnaan alami Pagi Motley, kunci untuk bisa bertahan perusahaan mereka hingga saat ini adalah berinovasi dan memanfaatkan peluang.

"Kami berusaha memanfaatkan peluang dan berinovasi, seperti mencoba tren yang disukai konsumen semisal sesuatu yang alami. Isu ramah lingkungan menjadi magnet tersendiri buat konsumen terutama orang asing," jar Puspita Dewi sambil menjelaskan perusahaannya memang lebih menonjolkan melukis dengan pewarna alam.

Baca Juga: 'WSBK dan MotoGP di NTB, Kado Kebangkitan Ekonomi dan Pariwisata Nasional'

 Pagi Motley memang memfokuskan pada pewarnaan alami. Semisal memproduksi warna kuning dari daun mangga, warna hijau dari daun ketapang, warna merah dari kayu secang dan warna cokelat dari serabut kelapa.

 Sementara itu Andika juga membagi kiat lain untuk bertahan di era digital adalah dengan mengupayakan branding dan penjualan melalui online. Contohnya ia juga banyak memanfaatkan sosial media seperti instagram dan facebook untuk melakukan branding dan menceritakan tentang kegiatan Pagi Motley.

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x