Pesawat T-50i Golden Eagle Jatuh di Blora, Ini Pesan Terakhir Sang Pilot yang Gugur

- 20 Juli 2022, 05:46 WIB
Suasana pemakaman jenazah lmarhum Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi di Pemakaman TNI AU Taman Bahagia, Jatisari, Bekasi, Jawa Barat, Selasa 19 Juli 2022.Lettu Allan gugur dalam tugas saat latihan terbang malam menggunakan pesawat T-50i Golden Eagle.
Suasana pemakaman jenazah lmarhum Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi di Pemakaman TNI AU Taman Bahagia, Jatisari, Bekasi, Jawa Barat, Selasa 19 Juli 2022.Lettu Allan gugur dalam tugas saat latihan terbang malam menggunakan pesawat T-50i Golden Eagle. /Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO

INDOBALINEWS - Pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle jatuh di kawasan hutan Perhutani di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin 18 Juli 2022 malam.

Keluarga besar TNI AU berduka. Sang pilot Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi gugur dalam tugas.

Ia hanya meninggalkan pesan atau kata terakhir: "Blind!" sesaat sebelum pesawat menghunjam ke tanah di pebukitan sekitar pukul 19.07 WIB.

Baca Juga: Penuhi Permintaan Pengacara dan Keluarga Brigadir J, Polri Persilakan Otopsi Ulang Jenazah

Lokasi jatuhnya pesawat tempur itu berjarak sekitar 17 mil dari Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi di Magetan, Jawa Timur, tempat seharusnya T-50i Golden Eagle itu landing seusai misi night tactical intercept atau latihan terbang malam.

Berdasarkan data Dispenau, pesawat bernomor ekor TT-5009 itu tercatat take off dari Lanud Iswahjudi Magetan pukul 18.24 WIB.

Petugas lalu lintas udara di Lanud Iswahjudi tak bisa berkomunikasi dengan sang pilot setelah menerima pesan blind pada 19.07 WIB.

Sekitar pukul 19.30 WIB hingga 20.00 WIB, TNI AU mendapat info dari kepolisian di Blora tentang adanya pesawat jatuh.

Baca Juga: Temu Seni Tari di Ubud Bali, 18 Koreografer Muda Indonesia Napak Tilas di Situs Gunung Kawi

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah menjelaskan istilah blind maksudnya adalah lost contact dan tidak bisa melihat pesawat leader.

Misi latihan terbang malam yang dijalani Lettu Allan melibatkan dua unit pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle dengan satu pesawat lainnya sebagai leader.

Belum diketahui pasti penyebab dari insiden kecelakaan yang membuat pesawat latih tempur T50i Golden Eagle bernomor ekor TT-5009 itu jatuh dan menyebabkan pilotnya, Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi, gugur dalam tugas.

Tim Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) yang dibentuk oleh TNI AU sedang menyelidiki musabab jatuhnya T-50i Golden Eagle.

Baca Juga: Sukseskan Insarag AP ERE 2022, Basarnas Gandeng Stakeholder di Bali

Tim evakuasi berupaya mengevakuasi korban dan puing pesawat mengalami kesulitan karena lokasi jatuhnya pesawat di perbukitan dan hutan yang tidak bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat.

Tim evakuasi harus berjalan kaki hingga beberapa jam lamanya untuk sampai di lokasi jatuhnya pesawat setelah pos pemberhentian terakhir yang bisa dilalui kendaraan roda empat.

Jenazah Allan disemayamkan di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Magetan.

Sang istri, Dianka Fisrta, bersama para kerabat lain tak kuasa membendung tangis melepas kepergian penerbang tersebut.

Baca Juga: Pantai Sanur Menjadi Sasaran Patroli Sat Polairud Polresta Denpasar

Sesuai keinginan keluarga, jenazah Allan dimakamkan di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Berdasarkan data Dispen TNI AU insiden kecelakaan pesawat T-50i Golden Eagle yang dipiloti Allan merupakan kejadian yang ketiga, sejak pesawat latih tempur buatan Korea Selatan tersebut tiba di Indonesia pada kisaran 2013-2014.

Pada Desember 2015, pesawat T-50i Golden Eagle mengalami kecelakaan saat beratraksi pada acara Gebyar Dirgantara di Bandar Udara Adisutjipto, Yogyakarta. Dua pilot yang mengawakinya, yakni Letkol Penerbang Marda Sarjono dan Kapten Penerbang Dwi Cahyadi gugur.

Kemudian, Letkol Pnb Anumerta Luluk Teguh Prabowo (Instruktur) dan Letda Pnb Muhammad Zacky (Siswa) juga mengalami kecelakaan dengan pesawat serupa saat latihan rutin di Lanud Iswahjudi Magetan Agustus 2020.

Baca Juga: Politisi Partai Demokrat Mantap Siap Tarung Rebut Kursi DPR RI Lewat NasDem, Usai Bertemu Surya Paloh

Kendati terjadi tiga insiden, T50i Golden Eagle tetap merupakan andalan untuk menjadi pesawat latih tempur canggih yang dioperasinalkan Skadron Udara 15 Tempur Lanud Iswahyudi.

Data Kementerian Pertahanan RI menyebut pemerintah sedang melakukan proses pengadaan yang kedua sebanyak enam unit pesawat Latih Tempur "Lead-In Fighter Training" (LIFT) jenis T-50i Golden Eagle dari Korea Selatan itu dengan nilai kontrak mencapai 240 juta dolar Amerika Serikat.

Berdasarkan kontrak itu, KAI akan memasok secara bertahap enam jet latih canggih T-50i ke Angkatan Udara Indonesia mulai dari 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024.

Kementerian Pertahanan RI telah melakukan kerja sama dengan perusahaan Korea Aerospace Industries (KAI) sejak 2014 saat pertama kali melakukan pengadaan 16 unit pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle.

Baca Juga: Tahukah Kamu, 'Tak Cinta Rupiah' Bisa Berujung Penjara, Begini Penjelasannya

Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah mengatakan dengan spesifikasinya sebagai pesawat LIFT itu, maka T50i Golden Eagle dapat digunakan untuk misi dari jet latih menjadi misi tempur semua operasi.

"Baik untuk menyerang dari udara ke udara, ataupun dari udara ke darat pada misi siang hari maupun malam hari, dalam segala kondisi cuaca," kata Indan.

Untuk operasi malam hari, pilot bahkan sudah dibekali perlengkapan pendukung personel night vision googles (NVG) yang dapat membantu penglihatan penerbang saat malam hari atau saat operasi terbang tempur di malam hari.

Adapun, kehadiran belasan pesawat T-50i Golden Eagle pertama pada 2013-2014 tersebut merupakan pengganti pesawat tempur Hawk MK-53 hasil pengadaan 1977 yang telah habis masa pakainya pada 2012.***

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah