Baca Juga: Update Penanggulangan Covid-19 di Bali, 9 September 2020
dalam acara itu juga, lebih jauh Prita menjelaskan, ada empat kebutuhan utama yang dibutuhkan media. Keempat kebutuhan itu adalah informatif, kreatif, komunikatif, dan strong media bonding.
Baca Juga: Belajar Dari Kasus Reza, Narkoba Bisa Bikin Bingung, Kejam Hingga Bunuh Diri
Informatif artinya PR harus mampu memberikan informasi atau data terkini (up-to-date) dalam format multimedia, baik print, digital, hingga video maupun infografis. Selain itu, PR juga harus rutin meng-up date website maupun media sosial perusahaan atau instansinya, karena kanal digital ini kerapkali dijadikan media sebagai kanal untuk mencari informasi sebagai bahan penulisan.
Baca Juga: Cek FAKTA : Perokok Lebih BeresikoTerjangkit Covid-19 Daripada Non-Perokok
Kebutuhan kedua adalah kreatif. Media membutuhkan konten sekaligus informasi yang dikemas secara kreatif. Artinya, informasi yang disajikan kepada media dapat dikemas dalam berbagai angle penulisan.
Mengingat, para jurnalis datang dari berbagai desk, seperti dari desk pendidikan, bisnis, lifestyle, dan sebagainya. Bentuk kreatif lainnya adalah dengan menawarkan wawancara eksklusif dengan petinggi di perusahaan.
Baca Juga: Toilet Kejati Bali, Saksi Bisu Tewasnya Mantan Kepala BPN Denpasar
“Selain itu, informasi yang disajikan pun dapat menampilkan narasumber yang tidak melulu dari internal perusahaan. Misalnya, menghadirkan narasumber pakar dari luar yang sedang happening,” lanjut Prita
Ketiga, kebutuhan media adalah komunikatif. Ditegaskan Prita, spoke person di perusahaan atau instansi, termasuk PR, harus mudah diakses atau dihubungi, pro-aktif, dan mampu membangun hubungan dua arah, seperti mau mendengar dan menerima masukan.