Musim Penghujan Telah Tiba, Puluhan Bayi-bayi Ular Bermunculan di Sekitar Kita

- 10 November 2020, 10:00 WIB
Bayi ular yang sering muncul di sekitar perumahan saat masuki musim hujan
Bayi ular yang sering muncul di sekitar perumahan saat masuki musim hujan /FB Yayasan Sioux Indonesia

INDOBALINEWS - Yayasan Sioux Ular Indonesia, mengeluarkan peringatan kepada masyarakat agar waspada akan fenomena siklus ular di awal musim penghujan.

Bulan November dan Desember yang menjadi awal musim penghujan, adalah bulan menetasnya telur-telur ular karena proses siklus biologi alami mereka. 

Banyak ditemukan bayi kobra di sekeliling rumah tinggal kita pada tahun lalu, karena induk kobra menaruh telur di sekitar hunian manusia sekitar bulan agustus - september setelah musim kawin.

Baca Juga: Lima Moge Pengeroyok TNI Dibawa Ke Polda Sumbar Karena Surat Kendaraan Tidak Lengkap

Baca Juga: Heboh Video Porno, Polisi Tak Tutup Kemungkinan Panggil Gisel

Lalu apa yang harus kita siapkan ?

Kenali dulu 7 fakta Kenapa Telur Ular menetas di sekitar hunian warga...

  1. Ular adalah ‘satwa liar yang habitatnya dekat dengan manusia’. Mereka mendapatkan makanan di sekitar tinggal kita. Induk ular secara insting akan menaruh telur nya di lokasi yang banyak makanan ular untuk mencukupi kebutuhan anak-anak nya nanti.
  2. Ular adalah ‘satwa yang mampu beradaptasi cepat’ dengan lingkungan baru termasuk pembangunan kawasan yang awalnya adalah habitat mereka. Meskipun tergusur, ular dapat bertahan hidup di sela sela pondasi dan rumah warga.
  3. Ular adalah ‘satwa soliter, hidup sendiri’ bukan berkelompok sehingga sulit diketahui keberadaannya. Jika ada temuan satu ekor ular, tidak berarti ada kawanannya di sekitar mereka. Ular sangat pintar bersembunyi.
  4. Ular ‘TIDAK membuat sarang’. Sarang adalah tempat tinggal satwa, jika keluar cari makan dia akan balik lagi ke tempat yg sama. Sedangkan ular bersifat nomaden atau berpindah pindah. Jikalau ditemukan lubang tetasan telur ular, itu adalah tempat induk ular menaruh telurnya dan ditinggal. Induk ular tidak mengerami telur ular.
  5. Makanan ular / prey (mangsa) banyak ditemukan di sekitar hunian. Dari cacing - jangkrik - kadal - kodok - tikus hingga burung merupakan makanan alami ular yang mudah ditemukan. Mangsa mangsa ini akan mengundang ular hadir di sekitar tempat tinggal warga dan jika ada area yg nyaman, ular akan berkembang biak.
  6. Predator alami ular semakin menipis / berkurang jumlahnya sehingga tidak ada kontrol populasi ular secara alami di alam. Kita perlu menjaga keberadaan musang, garangan dan biawak yg menjadi satwa pemangsa telur serta bayi ular. Begitu pula burung karnivora (elang, burung hantu) yg merupakan pemangsa ular yang efektif di alam.
  7. Di kawasan rumah warga kampung / perumahan / cluster, terdapat area yang tidak pernah dibersihkan, sehingga memberikan lokasi nyaman bagi ular untuk berkembang biak dan ketersediaan makanan melimpah. Sudut2 gelap dan liar ini adalah tempat yg dicari oleh induk ular meletakkan telurnya dan ditinggal.

Baca Juga: Dakwaan Terhadap Napoleon Dianggap Tak Sesuai BAP, Polri: Ikuti ‘Saja, Seperti Apa Nanti’

Baca Juga: Wartawan Dibacok Saat Pulang Liputan, Polisi Janji Segera Amankan Pelaku

Halaman:

Editor: Rudolf

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x