Pemesanan Perjalanan Wisata Naik Dua kali Lipat, Destinasi di Kawasan Terpencil Diminati

- 22 Oktober 2021, 07:57 WIB
Sejumlah wisatawan seusai plesir di Pulau Nusa Penida turun dari kapal cepat setibanya di Pelabuhan Sanur, Denpasar, Bali, Minggu 17 Oktober 2021. Pulau NUsa Penida merupaka salah satu destinasi favorit di Kabupaten Klungkung, Bali.
Sejumlah wisatawan seusai plesir di Pulau Nusa Penida turun dari kapal cepat setibanya di Pelabuhan Sanur, Denpasar, Bali, Minggu 17 Oktober 2021. Pulau NUsa Penida merupaka salah satu destinasi favorit di Kabupaten Klungkung, Bali. /Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO

INDOBALINEWS - Pemesanan perjalanan wisata dari wisatawan domestik kini sudah mencapai sekitar 40 persen dari kondisi normal.

Data dari Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) itu memperlihatkan adanya peningkatan hingga dua kali lipat dari kondisi sebelum adanya kebijakan pelonggaran.

Country Head OYO Hotels and Homes Indonesia, Agus Hartono Wijaya mengatakan kenaikan tersebut merupakan salah satu dampak dari berbagai stimulus dan kebijakan yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Mengenang dan Membaca Kembali Pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana: Indonesia Butuh Polemik yang Sehat

Selain itu, sambungya, tentu seiring dengan peningkatan angka vaksinasi dan kebiasaan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan.

"Kami juga melihat arus wisatawan lokal yang berangsur mulai kembali, serta membawa perubahan perilaku yang membuat industri harus terus beradaptasi," katanya, Kamis 21 Oktober 2021.

Kata dia pihaknya berupaya mendukung percepatan transformasi digital industri pariwisata di Indonesia melalui ragam inovasi dan teknologi yang dimiliki guna memenuhi kebutuhan pelanggan.

Baca Juga: Ubud Village Jazz Festival Kembali Digelar tahun 2021 secara Hybrid di Arma Museum

"Sebagai salah satu perusahaan tech-hospitality yang menyediakan platform dua arah bagi patron dan konsumen, kami optimis dan siap mendukung transformasi digital industri pariwisata di Indonesia dalam momentum kembalinya aktivitas pariwisata di Indonesia," ujarnya.

Ia menyebut terdapat sejumlah perubahan preferensi masyarakat dalam melakukan perjalanan wisata saat dan pasca pandemi Covid-19.

Pertama adalah preferensi perjalanan domestik, di mana destinasi wisata di kawasan terpencil dan tidak banyak kerumunan menjadi preferensi baru wisatawan, karena dinilai lebih dapat memberikan faktor keamanan dan kenyamanan dalam berwisata di tengah pandemi.

Baca Juga: Meski Pandemi, Bali Masih jadi Pasar Menjanjikan untuk Industri Otomotif

Lebih lanjut adalah staycation di hotel budget dengan gaya unik.

"Hotel-hotel boutique dengan kapasitas yang lebih kecil ini akan lebih diminati karena dapat memberikan rasa aman dan nyaman ketika berlibur pasca-Covid-19 dikarenakan pelanggan dapat menghindari kerumunan orang demi menjaga jarak sosial dan higienitas saat menginap," jelas Agus.

Ia juga melihat tiga faktor utama yang menjadi kunci dalam momentum pemulihan sektor pariwisata. Pertama adalah peran teknologi yang semakin krusial, mengingat kini masyarakat lebih senang dengan opsi tanpa kontak fisik (contactless) untuk melakukan pemesanan.

Kedua, pelaku industri pariwisata dan perhotelan perlu bersiap untuk berkolaborasi menjadi sebuah ekosistem yang lebih kuat dan lebih tangguh pasca pandemi.

Ketiga, pentingnya keberlanjutan pariwisata ramah lingkungan pasca pandemi.

Baca Juga: Catat Syarat Nonton World Superbike di Sirkuit Pertamina Mandalika Lombok 

"Selama pandemi, kita dapat melihat pulihnya lingkungan dari polusi dampak kegiatan manusia, baik itu air sungai yang kembali jernih, atau langit yang lebih cerah," tuturnya.

Kata dia efek samping yang positif tersebut bisa meninggalkan kesan yang cukup positif bagi masyarakat di seluruh dunia.

“Hal ini memperlihatkan pentingnya solusi dan inovasi berkelanjutan yang ramah lingkungan bagi seluruh industri, termasuk pariwisata," kata Agus.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x