Baca Juga: Love Bali, 4.400 'Turis Domestik' Jadi Saksi Bali Siap Pariwisata Era Baru
Kendati demikian, Cok Ace berharap agar pelaku usaha wisata bahari tak patah semangat. Dalam pengamatannya, daya tarik wisata alam sangat potensial dikembangkan di tengah pandemi.
“Seperti yang kita ketahui, daya tarik budaya seperti pagelaran kesenian dan prosesi upacara seperti ngaben agak kontradiktif dengan protokol kesehatan karena umumnya bersifat kolektif, susah jaga jarak. Untuk tarian, memang sudah disiasati dengan penggunaan masker pada tari kecak dan face shield pada tari pendet, namun itu agak mengganggu estetika tarian,” urainya.
Baca Juga: Menikmati Keindahan Sunset Point di Amed Karangasem
Dalam situasi ini, menurutnya daya tarik wisata alam , salah satunya bahari bisa jadi menjadi alternatif dan memiliki daya jual.
Sementara itu, Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana menyampaikan bahwa tingkat kunjungan wisatawan domestik masih jauh dari harapan.
Baca Juga: Gubernur Koster Minta GM Hotel di Bali Utamakan Produk Lokal
Dalam sesi diskusi, pelaku usaha wisata bahari Iwan JP Syahlani menyampaikan bahwa ia menghadapi tantangan yang sangat berat di tengah pandemi. Bila situasi ini masih berlangsung hingga 3 bulan ke depan, ia yakin banyak pelaku usaha yang gulung tikar.
Sedangkan Koordinator Presidium KAHMI Bali Umar Ibnu Alkhatab dalam sambutan singkatnya menyampaikan terima kasih atas kesediaan Wagub Cok Ace hadir dalam acara yang sangat sederhana ini. Menurut Umar, kegiatan ini merupakan bentuk inisiatif KAHMI Bali dalam mencari solusi dari persoalan yang dihadapi pelaku usaha wisata bahari di tengah pandemi Covid-19.(***)