Pendekatan Angka Statistik Gagal Mengangkat Realitas Perempuan

10 Oktober 2021, 16:35 WIB
Lies Marcoes, penulis buku. /Satupena

INDOBALINEWS - Pendekatan angka atau statistik tidak bisa mengungkap realitas perempuan karena statistik hanya bicara tentang fenomena, bukan realitas yang dijalani perempuan.

Hal itu diungkapkan oleh Lies Marcoes, penulis buku Merebut Tafsir dan Direktur Rumah Kitab, dalam website seminar Obrolan HATI PENA #8, Minggu, 10 Oktober 2021 di Jakarta.

Lies adalah antropolog yang feminis.

Baca Juga: Semakin Miskin Negara, Semakin Agama Dianggap Penting

Website seminar bertema “Merebut Tafsir: Gugatan atas Sesembahan Perempuan” yang diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena ini dipandu Amelia Fitriani dan Anick HT.

Lies Marcoes menunjukkan, jika ada seorang perempuan atau seorang ibu meninggal, itu secara statistik atau angka dianggap sama saja dengan jika seorang ayah meninggal.

“Padahal dampaknya pada keluarga sangat berbeda. Ada satu keluarga atau satu komunitas yang menderita,” katanya.

Lies mempertanyakan, mengapa yang dipentingkan hanyalah anak yatim, yang kehilangan atau ditinggal mati ayahnya. Padahal kehilangan seorang ibu bagaimanapun dirasakan sangat penting dan sangat berat. Mungkin jika bisa memilih, anak lebih memilih ditinggal mati ayahnya daripada ditinggal mati ibunya.

Baca Juga: Gerindra Sampaikan Alasan Prabowo Maju Pilpres 2024

Menurut Lies, pengalaman perempuan adalah sah sebagai kebenaran, dan tak bisa dikalkulasikan dengan angka. Pengalaman perempuan ini jarang dilihat atau dilibatkan dalam membahas fundamentalisme agama.

Kelompok perempuan adalah penafsir dari nilai-nilai fundamentalisme. Mereka sekaligus juga agen yang aktif menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai fundamentalisme tersebut. *

Editor: Riyanto

Tags

Terkini

Terpopuler