Saksikan “Taksu Ubud’: Menyemaikan Cinta Budaya, Leluhur, dan Indahnya Semesta

- 4 Juli 2021, 15:49 WIB
Reza Rahadian sebagai Umbara dalam pentas "Taksu Ubud" yang bakal ditayangkan melalui kanal Youtube Budaya Saya selama sepekan mulai Selasa, 6 Juli 2021.
Reza Rahadian sebagai Umbara dalam pentas "Taksu Ubud" yang bakal ditayangkan melalui kanal Youtube Budaya Saya selama sepekan mulai Selasa, 6 Juli 2021. /ANTARA/HO

INDOBALINEWS - “Taksu Ubud” berkisah tentang seorang pemuda, Umbara (diperankan Reza Rahadian), yang sejak kecil tinggal jauh dari desa kelahirannya, Ubud dan juga terpisah dari ibunda tercinta (Christine Hakim). Tiba saatnya sang ibunda meminta Umbara pulang ke Ubud. 

Haruskah kenyamanan dan kemudahan yang Umbara peroleh selama di perantauan ia tinggalkan demi cinta ibunda dan Ubud, sebuah tempat leluhur yang asing baginya? Dilema berbenturan di benak Umbara.

"Taksu Ubud" merupakan pertunjukan seni drama, tari dan musik yang menampilkan Ubud sebagai bagian penting dari wajah Bali yang dapat menyemaikan cinta budaya, leluhur, kampung halaman, dan indahnya semesta raya.

Baca Juga: Lima Seniman Gelar Pameran 'Argya Citra' di Gourmet Garage Jimbaran Bali

Garapan ini menampilkan tari, tetabuh, dan mekidung yang melibatkan sejumlah kelompok penari dan penabuh, seperti Gamelan Yuganada, Yayasan Bumi Bajra Sandhi, Kertha Art Performance, Sanggar Cudamani, Ubud Performing Art, Napak Tuju, Swaradanta dan Yayasan Janahita Mandala Ubud.

"Taksu Ubud" yang direkam di Museum Arma Ubud itu akan ditayangkan perdana pada 6 Juli 2021 pukul 19.00 WIB di kanal Youtube Budaya Saya. "Taksu Ubud" dapat disaksikan secara bebas selama sepekan hingga 12 Juli 2021.

Pentas ini merupakan sebentuk ekspresi seniman dalam menyampaikan perasaan terhadap alam dan Sang Pencipta. “Taksu Ubud” digelar Titimangsa Foundation bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Hilmar Farid mengatakan masyarakat Ubud berhubungan dengan Tuhannya dan membina hubungan baik juga dengan sesama manusia dengan berkesenian.

“Berkesenian bagi masyarakat Bali, khususnya Ubud, bukan hanya menjadi kerja kebudayaan, tetapi juga berlaku sebagai ibadah kepada Tuhannya, sebuah identitas diri dan masyarakat, serta pengejawantahan dari taksu—jiwa—masyarakat Ubud itu sendiri,” kata Hilmar, dikutip dari Antaranews, Minggu 4 Juli 2021.

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x