mereka juga terlihat bagaimana mereka secara sadar mengelola ego personal sebagai perupa dengan memberikan ruang dan kemungkinan atas kerja kerja yang kolaboratif antar anggota kelompok mereka.
Tentang penggunaan patung babi, tentu, ke-10 seniman yang hidup sejak kecil di Bali paham akan simbol ini. Babi bisa dimaksani sebagai simbol kesuburan, pemelihara dll. Selain itu tubuhnya yang tambun dengan banyak susu dalam mitologi Bali, babi kerap hadir sebagai totem atau simbol dari spirit tertentu.
Baca Juga: 'Demokrasi Timur Berjaya': Jangan Lupakan Gagasan Membangun Bangsa yang Unggul
Made Susanta mengatakan dalam kakawin Bomantaka misalnya dijelaskan bagaimana dewa Wisnu menjelma sebagai seekor babi dan bertemu dengan dewi Pertiwi, ibu bumi keduanya bertemu smara (menikah) lalu lahirlah ciptaan Boma, sang putra bumi.
Dalam Waraha Purana juga dijelaskan bagaimana Dewa Wisnu menjelma menjadi Waraha Awatara yang berwujud manusia berkepala babi hutan yang bertugas menyelamatkan bumi yang ditenggelamkan raksasa Hiranyaksa di lautan kosmik.
Pameran berlangsung hingga 23 Desember 2021.***