Kelompok ‘Ten Fine Art’ Gelar Pameran 17 Tahun Kebersamaan dalam Berkesenian dan Olah Gagasan

- 10 Desember 2021, 10:04 WIB
Pengunjung mengamati karya Wayan Paramarta dalam pameran Komunitas 10 Fine Art di Denpasar, Bali, Kamis 9 Desember 2021.
Pengunjung mengamati karya Wayan Paramarta dalam pameran Komunitas 10 Fine Art di Denpasar, Bali, Kamis 9 Desember 2021. /FIKRI YUSUF/ANTARA FOTO

mereka juga terlihat bagaimana mereka secara sadar mengelola ego personal sebagai perupa dengan memberikan ruang dan kemungkinan atas kerja kerja yang kolaboratif antar anggota kelompok mereka.

Tentang penggunaan patung babi, tentu, ke-10 seniman yang hidup sejak kecil di Bali paham akan simbol ini. Babi bisa dimaksani sebagai simbol kesuburan, pemelihara dll. Selain itu tubuhnya yang tambun dengan banyak susu dalam mitologi Bali, babi kerap hadir sebagai totem atau simbol dari spirit tertentu.

Karya Ida Bagus Putu Purwa berjudul "Last Defense Series", 200 x 285 cm, charcoal & oil on canvas, 2020.
Karya Ida Bagus Putu Purwa berjudul "Last Defense Series", 200 x 285 cm, charcoal & oil on canvas, 2020. Katalog Ten Fine Art

Baca Juga: 'Demokrasi Timur Berjaya': Jangan Lupakan Gagasan Membangun Bangsa yang Unggul

Made Susanta mengatakan dalam kakawin Bomantaka misalnya dijelaskan bagaimana dewa Wisnu menjelma sebagai seekor babi dan bertemu dengan dewi Pertiwi, ibu bumi keduanya bertemu smara (menikah) lalu lahirlah ciptaan Boma, sang putra bumi.

Dalam Waraha Purana juga dijelaskan bagaimana Dewa Wisnu menjelma menjadi Waraha Awatara yang berwujud manusia berkepala babi hutan yang bertugas menyelamatkan bumi yang ditenggelamkan raksasa Hiranyaksa di lautan kosmik.

Pameran berlangsung hingga 23 Desember 2021.***

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah