Menurut Nurhayati, berbagai huruf serta pemakaiannya di berbagai teks dan naskah di Sulawesi Selatan memperlihatkan, bagaimana orang di sana mampu menerima dan mengadaptasikan berbagai macam huruf dan memanfaatkannya secara intelektual.
Yakni, untuk menulis sejarah, budaya, dan peradabannya ke dalam berbagai naskah.
Naskah-naskah ini menggambarkan semangat zamannya. Mulai dari zaman pra-Islam, setelah Islam, dan persentuhannya dengan berbagai budaya di Nusantara dan budaya asing.
Salah satu naskah warisan orang Bugis adalah La Galigo, yang menjadi saksi zaman pra-Islam.
Baca Juga: Pemerintah Batalkan Larangan Penjualan Minyak Goreng Curah
“Teks-teksnya menggambarkan budaya dan peradaban orang Bugis, yang telah melewati waktu dan ruang yang cukup panjang.”
“Sekarang telah mendapat tempat dalam sastra Nusantara dan pengakuan dunia,” ujar Nurhayati. ***