Diangkat dari Kisah Nyata, Film Sayap-Sayap Patah Pengingat Bahaya Terorisme

- 3 September 2022, 21:05 WIB
Nonton bareng (nobar) di TSM XXI, Denpasar, Sabtu 3 September 2022.
Nonton bareng (nobar) di TSM XXI, Denpasar, Sabtu 3 September 2022. /Dok Awid

Denny menampik film yang mulai diproduksi tahun 2020, dan selesai tahun 2021 ini sengaja ditayangkan untuk "mengalihkan perhatian masyarakat" di saat sedang hangat-hangatnya kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

"Kalau ada pemikiran itu, nggak masuk akal bagi saya. Karena gini, film ini kan diproduksi sudah lama, sementara FS (Irjen Pol. Ferdy Sambo) kan baru-baru aja. Kita sudah preparing sejak lama dan kita baru dapat tanggal tayang sudah lama, jauh sebelum kasus Ferdy Sambo," tegasnya.

Baca Juga: Ingat! Donor Darah Berkontribusi untuk Kemanusiaan Plus Sehat untuk Tubuh Kita

Bahkan dirinya juga sempat berfikir dengan adanya peristiwa kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, film Sayap-Sayap Patah kurang menarik minat masyarakat.

Sementara itu Ketua Panitia nonton bareng Hengky Suryawan mengatakan, nobar diikuti oleh 169 orang berasal dari elemen kemasyarakatan dan anggota kepolisian.

Pria yang juga Ketua Umum Forum Peduli NKRI ini menambahkan, film tersebut juga sebagai pesan kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap ancaman radikalisme.

Baca Juga: ADB Bukukan Hasil Riset Sektor Informal Saat Pandemi, Bambang Susantono: Jadi Acuan Langka

"Radikalisme ini musuh kita bersama, bukan hanya musuh polisi. Oleh karenanya, masyarakat harus tetap waspada dengan ancaman-ancaman itu," tuturnya.

Selain itu lanjutnya, nobar dengan anggota kepolisian dari Polda Bali dan jajaran sebagai bentuk dukungan moril kepada institusi Polri.

Di tempat yang sama Ketua DPW Pencinta Tanah Air Indonesia (Petanesia) Bali Bima Prasetya mengatakan, selama intoleran masih ada, maka aksi-aksi terorisme juga ikut serta.

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x