Untuk KTT G20 ke depannya atau puncaknya ada kemungkinan kembali dijadikan suvenir, sebagaimana diwacanakan oleh pejabat di Kemenparekraf.
Selain di KTT G20, saat ini sedang gencar dalam mengenalkan produk arak Bali, sehingga menjadikan arak itu sebagai minuman premium yang dapat diterima dan digemari dunia.
Sejauh ini kebanyakan penikmat arak Bali adalah mereka yang menyukai minuman beralkohol terkenal dari luar negeri. Dari sini produk asal Bali sejatinya dapat bersaing dengan merek luar.
Dengan harga jual Rp700 ribu untuk ukuran 750 mililiter dan Rp500 ribu untuk 500 mililiter ia optimistis usahanya dapat bersaing dengan minuman premium lainnya.
Terkait dengan kesiapan, dalam satu bulan seorang perajin dapat menyiapkan 1.000 botol arak Bali yang siap disimpan, dengan kadar alkohol beragam dari 40 persen, 20 persen dan 10 persen. ***