INDOBALINEWS - Pencemaran plastik di laut merupakan masalah yang kompleks dan tidak mengenal batas wilayah atau negara.
Permasalahan sampah laut datang tidak semata-mata langsung dari laut, namun lebih jauh ke hulu, seperti bagaimana industri memproduksi dan mendistribusikan produk plastik.
Hingga yang terpenting adalah bagaimana konsumen atau masyarakat menangani sampah yang dihasilkan. Hal tersebut merupakan rantai panjang dari daur nilai plastik (life cycle).
Baca Juga: Transfer Pemain Liga 1: Bali United Ingin Datangkan Rekrutan Anyar, Aswi Slamat Jadi Merapat?
Melihat permasalahan sampah laut yang sedang terjadi saat ini di pantai-pantai bagian selatan pulau Bali, Yok Yok Ayok Daur Ulang! (disingkat YYADU!) terus berupaya untuk menghadirkan solusi dan meningkatkan kesadaran penanganan serta pengelolaan sampah melalui kolaborasi penta helix.
YYADU! yang merupakan program advokasi dan edukasi daur ulang plastik melibatkan beberapa pihak, yakni pemerintah, masyarakat dan komunitas, akademisi, industri, dan juga publikasi / media.
Melalui seminar “Yok Yok Ayok Daur Ulang: Kelola Sampah Laut untuk Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan” Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa menurut Sustainable Travel Report, 83% wisatawan menganggap perjalanan berkelanjutan itu penting.
Baca Juga: Curah Hujan Tinggi Disertai Angin Kencang, Robohkan Bangunan Rumah Joglo