Bergabungnya pihak pemerintahan melalui Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, masyarakat dan komunitas melalui Bali Waste Cycle, Bali Tourism Board, dan Greeneration Foundation, publikasi media melalui Jaringan Jurnalis Peduli Sampah, serta industri melalui PT Trinseo Materials Indonesia dalam program advokasi dan edukasi YYADU! diharapkan dapat menghadirkan solusi penanganan sampah, khususnya di Bali yang saat ini berfokus pada sampah laut.
Dalam upayanya mengembangkan destinasi wisata berkelanjutan, Bali Tourism Board juga menambahkan bahwa kebersihan menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan, terutama dalam hal kelola sampah.
Baca Juga: Pernyataan Sikap Presidium Kornas dan GPBI, Peternak Babi Minta Sikap Adil Pemerintah
Namun, mengatasi permasalahan sampah perlu dilihat secara menyeluruh atau holistik. Faktanya, data dari beberapa sumber mengatakan saat ini 80% sampah laut di Indonesia berasal dari daratan dan 30% dikategorikan sebagai sampah plastik.
Kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah akan mendukung ekosistem tata kelola sampah sehingga sampah tidak berujung mencemari lingkungan. Selain itu, sampah yang dikelola dengan baik mampu menghasilkan nilai tambahan (added value) yang mampu mendorong ekonomi sirkular.
Program advokasi dan edukasi daur ulang sampah plastik yang diinisiasi oleh PT Trinseo Materials Indonesia, Yok Yok Ayok Daur Ulang (YYADU) turut memeriahkan acara seminar ini.
Baca Juga: Heboh, Harta Karun 2 Miliar Ton Emas di NTB Sedang Proses Eksplorasi
Hadir sebagai narasumber mewakili pihak industri, Hanggara Sukandar selaku Director of Environment & Sustainability Affairs Responsible Care®️ Indonesia juga menyatakan bahwa proses pemilahan sampah plastik akan mendukung proses daur ulang yang saat ini sudah dapat dilakukan dengan terus berkembangnya teknologi.
“Sudah banyak jenis plastik yang dapat didaur ulang, mulai dari PET, PS, PP, dan lain-lain. Namun, sosialisasi tentang kegiatan pengelolaan dan pemilahan jenis sampah plastik ini masih perlu dilakukan karena belum semua masyarakat memahami hal tersebut,” ucap Hanggara Sukandar, Responsible Care® Indonesia.
Baca Juga: Gubernur Bali Resmikan Wisata Hutan Pinus Glagalinggah, Destinasi Baru di Kintamani