Ayo Mulai Transisi Pakai Non Tunai

8 Juni 2021, 18:30 WIB
Ilustrasi pembayaran Non Tunai /Pertamina/

INDOBALINEWS - Kata Go Cashless di masa pandemi mulai digadang-gadang sebagai salah satu cara untuk menghindarkan diri kita selalu menjaga protokol kesehatan (Prokes) di masa pandemi.

Menurut Silvia Kartika Asisten Vice Presiden Ecosystem & Business Development DBS Indonesia dalam sebuah webinar Senin 7 Juni 2021, banyak keuntungan yang bisa diperoleh masyarakat termasuk pelaku bisnis untuk beralih ke Go Cashless atau non tunai dari uang tunai.

“Salah satunya adalah terhindar dari uang palsu dari sisi keamanan dan terhindar dari pencurian. Di sisi kenyamanan transaksi cashless lebih cepat, merchant tidak perlu menyiapkan kembalian , merchant tidak perlu rekonsiliasi manual dan setor ke bank dan meminimalisir kesalahan,” ujar Silvia dalam Webinar Literasi Digital yang digelar Kemkominfo dan Siberkreasi l di Badung Bali pada Senin 7 Juni 2021.

Baca Juga: Jerinx Bebas dari Lapas Kerobokan Dijemput Nora Alexandra, Ayah dan Personel Band SID

Lebih lanjut dikatakannya bahwa cashless bisa juga meningkatkan omset untuk merchant karena konsumen mudah bertransaksi. Untuk sisi promosi ada berbagai diskon atau cashback yang ditawarkan oleh penyedia jasa sistem pembayaran.

“Di masa pandemi ini kan transmisi penyakit atau virus bisa terjadi dari interaksi dengan uang fisik, jadi peran non tunai sangat penting. Ayo mulai transisi pakai non tunai karena  dari sisi higienis sangat penting untuk menjaga kebersihan,” imbuhnya.

Baca Juga: Gerah Diroasting 'Dewa Panci' dan Disudutkan 33 Kali, Roy Suryo: Bercanda Ada Aturannya

Keuntungan lain adalah transaksi lebih cepat, mengurangi biaya dan risiko bisnis, meminimalisi korupsi dan pencucian uang karena ada digital trail. Untuk cashless selalu ada jejak digital mempersulit terjadinya tindak kejahatan atau setidaknya bias ditekan.

“Mengurangi penyebaran penyakit yang bias terjadi melalui uang tunai.  Ada data ekonomi yang lebih baik karena semua transaksi tercatat. Selain itu transaksi menggunakan pertukaran mata uang asing akan lebih mudah saat bepergian ke luar negeri dan sebalilknya,” beber Silvia.

Baca Juga: Momen Keakraban 2 Sahabat, Megawati dan Prabowo Pada Hari Kelahiran Bung Karno

Silvia mengatakan, selain memiliki kelebihan, kita perlu mengetahui kekurangan pemakaian cashless agar bias mengantisipasinya . Ada beberapa kekurangan dari penggunaan cashless di antaranya adalah kurangnya privasi data, masalah untuk unbanked/yang tidak memiliki rekening bank dan digital fraud (risiko hacker).

“Pastikan kita menaruh uang di institusi yang diberi izin OJK atau BI karena jika ada sengketa kita akan kalah,” ujarnya.

Beberapa sulit dalam mengontrol keuangan karena tidak ada uang tunai fisik. Literasi keuangan yang belummerata, dapat dimanfaatkan oleh oknum untuk social engineering. Misalnya sms info undian ini oknum social engineering atau hipnotis.

Baca Juga: Perjuangan Yabes Roni Bali United Meraih Impian, Tak Makan Nasi Sebulan Demi Sepatu Bola

“Jadi OTP dan PIN jangan dikasih ke orang lain. Kalau ada orang yang minta harus waspada, dibaca dulu jangan dibagikan ke mana-mana. Kita share OTP kita akan kalah di depan pengadilan jika ada masalah nanti,” jelasnya.

Pemerintah juga dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya mengeksplorasi tekhnologi digital untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tanggap dengan perkembangan zaman sekaligus kecakapan masyarakat menggunakan internet untuk meningkatkan kesejahteraan.Tak hanya itu kecakapan masyarakat dalam literasi digital juga bisa membantu masyarakat menghindarkan diri dari kejahatan dunia siber.

Untuk mengembangkan pengetahuan tentang dunia digital ini, Kemkominfo dan Siberkreasi menggelar acara Webinar Literasi Digital di Badung Bali pada Senin 7 Juni 2021.

Baca Juga: Update: Video Viral Pesta Seks di Bali, 2 Bule Pemainnya Ditengarai Sudah Pulang ke Jerman

Webinar ini digelar terkait dengan upaya pemerintah untuk berjuang mengedukasi masyarakat tentang Literasi Digital yang lebih baik ke depannya agar timbul kesadaran masyarakat untuk lebih bijak dan cakap menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. 

Hadir sebagai pembicara dalam Webinar yang diikuti oleh sekitar 150 peserta secara virtual ini adalah Silvia Kartika Asisten Vice Presiden Ecosystem & Business Development DBS Indonesia, FadliArihsan, Senior Security Engineer MAXPLUS, Komang Agus Triadi Kiswara, S.Pd.H, M.Pd, Dosen UNHI Denpasar, I Putu Putra Jaya WArda, Konsultan Analis Digital Promosi, Direktur Utama CV Kawiwara, dan Key Opinion Leader, Halifa Intania.***

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler