Belum lagi, kata Gubernur asal Sembiran, Buleleng tersebut, arak Bali pada masa pandemi ini ternyata juga punya khasiat ‘usadha’ yang terbukti membantu mempercepat penyembuhan pasien Covid-19.
Oleh karena itu, untuk mempercepat arak Bali menuju arah industri, pihaknya mengajak kalangan perguruan tinggi ikut terlibat mengembangkan produk lokal berbasis kerakyatan tersebut.
Baca Juga: TMMD 109 Kodim Badung Menjadi Sejarah Pelaksanaan di Tengah Pandemi
“Makin terangkat namanya tentu akan semakin banyak permintaannya. Sekarang kan prosesnya masih tradisional. Jika nanti bisa didukung dengan alat-alat hasil penelitian kalangan universitas tentu harapannya produksinya meningkat, dan waktu produksinya juga bisa lebih singkat. Dan semuanya saya arahkan untuk menggunakan sumber daya di Bali, hidupkan ekonomi kerakyatan,” tandasnya.
Sementara itu Direktur Politeknik Negeri Bali I Nyoman Abdi pun menyambut ajak tersebut. Pihaknya saat ini sedang mempersiapkan alat destilasi dengan teknologi tepat guna yang sangat mudah diterapkan di desa-desa sentra penghasil arak.
Baca Juga: Kecapekan Naik Gunung Agung Bali, Ngurah Minta Dievakuasi Tim SAR
“Konsepnya alat berupa alat destilasi tersebut bisa diterapkan di masyarakat desa, Tujuan akhir mempersingkat waktu produksi arak. Low cost dan low energy. Sehingga produktivitas meningkat dan meningkatkan pula taraf hidup masyarakat dan petani mendapat nilai ekonomi,” jelasnya.(***)