Maradona Meninggal, Terkena Serangan Jantung

26 November 2020, 08:16 WIB
Diego Maradona. /twitter.com/ @brfootball

 

INDOBALINEWS - Pecinta sepakbola dunia kehilangan kegenda sepakbola, Diego Maradona, yang pada Rabu 25 November dikabarkan meningga dunia.

Pemain bola yang dijuluki "si tangan Tuhan" ini meninggal dunia dalam usia 60 tahun. Pada Rabu pagi waktu setempat ia menderita serangan jantung, dan paramedis yang didatangkan ke rumahnya tidak mampu mencegah sang legenda berpulang meski telah memberikan tindakan maksimal.

Baca Juga: Update Penanggulangan Covid-19 di Bali, Rabu 25 November 2020

Seperti yang dikutip indobalinews.com dari Antaranews.com dan AFP. juru bicaranya mengatakan pesepak bola terbaik sepanjang masa itu meninggal karena serangan jantung.

"Pada awal bulan ini, ia telah menjalani operasi otak dan telah dirawat di rumah sakit sejak awal November, beberapa hari setelah merayakan ulang tahunnya. Ia dilarikan ke rumah sakit karena mengeluh mudah lelah," ujar juru bicara dan kerabatnya.

Baca Juga: Soal Edhy Prabowo, KKP Hargai Proses Hukum dan Tunggu Info KPK

Tes-tes yang dilakukan di Klinik La Plata mengungkapkan terdapat gumpalan darah pada otak Maradona, yang kemudian membuat ia harus menjalani operasi.

Maradona kemudian keluar dari rumah sakit untuk menjalani perawatan di rumah, yang dilakukannya di wilayah dekat Tigre, bagian utara Buenos Aires. Sebelum akhirnya pada Rabu pagi terkena serangan jantung.

Baca Juga: Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo Ditangkap KPK

Sementara itu Presiden Argentina Alberto Fernandez menetapkan tiga hari masa berkabung menyusul berpulangnya legenda sepak bola mereka, Diego Maradona, pada Rabu waktu setempat.

Sejumlah suporter sang legenda berkumpul di jalan-jalan kota Buenos Aires, menyusul kabar kepergian Maradona dalam usia 60 tahun akibat serangan jantung.

Baca Juga: Tragedi Tali Biru, Made Gantung Diri di Pondok Kandang Sapi di Badung Bali

Di dekat markas bekas klub Maradona, Buenos Aires, tampak sejumlah penggemar menaruh karangan bunga duka cita.

Sebagian lainnya turut berkerumun di San Andres dekat rumah Maradona juga di La Plata, kota yang tak jauh dari Buenos Aires, di mana sang legenda menghabiskan waktu sebagai direktur teknis klub Gimnasia y Esgrima.

Baca Juga: Mobil Bule Prancis Nyelonong ke Balai Banjar, Seorang Tewas

Sebuah banner digital yang biasanya digunakan untuk informasi transformasi publik kini dihiasi ucapan "Terima kasih, Diego."

"Diego adalah yang terbaik di sini, selamanya. Saya bertemu istri pada 1986 ketika Diego mencetak gol Tangan Tuhan-nya," kata Jose Luis Shokiva, warga Buenos Aires berusia 53 tahun, merujuk pada gol Maradona ke gawang Inggris pada Piala Dunia 1986 di Meksiko.

Baca Juga: Depresi, Bule Argentina di Bali Lari Masuk Hutan dan Ditemukan Meninggal

"Sejujurnya, bagi saya Diego adalah segalanya. Sebagai suporter Boca dan Argentina, ia adalah sosok terhebat. Apa yang terjadi menimbulkan kesedihan mendalam," ujar Shokiva yang mengenakan kaos bersematkan wajah Maradona.

Maradona kesohor di dunia sebagai salah satu pesepak bola terhebat sepanjang masa, tetapi di tanah kelahirannya ia dipuja-puja tak ubahnya tuhan.

Baca Juga: Ditangkap, Perampok Berjaket Ojol Pakai Pistol Mainan di SPBU Benoa Bali

El Dios atau Tuhan adalah julukan yang disematkan kepadanya dari penggemar lokal Argentina, yang kebetulan bisa dipelesetkan dari El Diez atau 10, nomor punggung yang dikenakannya.

"Saya sangat sedih, ia mewarnai masa kecil saya hingga dewasa," kata Mariela Barg seorang pengacara di Buenos Aires. Ia begitu lekat dengan sesuatu yang amat identik dengan Argentina, sepak bola, dan kini ia telah pergi."(***)

Editor: Shira Ade

Sumber: AFP Antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler