Moskow dan Ukraina Masih Tegang, Bitcoin Terpukul Sementara Yen Menguat

18 Februari 2022, 12:03 WIB
Ilustrasi Bitcoin. /pixabay/tamimtaban

INDOBALINEWS - Menyusul pergolakan antara Moskow dan Ukraina, nilai bitcoin terpukul, sementara mata uang safe-haven yen menguat lebih banyak terhadap dolar pada Jumat, 18 Februari 2022.

Sebelumnya Presiden AS Joe Biden mengatakan Moskow sedang mempersiapkan dalih untuk membenarkan kemungkinan serangan ke Ukraina, juga mendukung franc Swiss dan merugikan bitcoin.

Presiden AS Joe Biden juga mengatakan bawa Moskow sedang mempersiapkan dalih untuk membenarkan kemungkinan serangan dan Kremlin mengusir seorang diplomat Amerika.

Baca Juga: Jerinx Vs Adam Deni: Hari ini Sidang Tuntutan di PN Jakpus

Ketegangan ini juga menyebabkan dolar melemah terhadap franc Swiss, dengan greenback bertahan di 0,9196 franc, tepat di atas level terendah intraday dua minggu pada Kamis 17 Februari 2022 di 0,9186 franc.

Di hari yang sama juga, dolar tergelincir ke level terendah baru dua minggu di 114,78 yen di awal perdagangan Asia, dan turun 0,5 persen sejauh minggu ini.

"Level support 114,63 terlihat dalam jangkauan hari ini jika lebih banyak berita negatif tentang Ukraina muncul," kata analis CBA dalam catatan klien, dilansir Antara Juma 18 Februari 2022.

Baca Juga: Jelang MotoGP di Sirkuit Mandalika, Pemprov NTB Terbitkan Pergub Tarif Kamar Hotel

Ditambahkan jua bahwa pasar fokus pada kebijakan bank sentral Jepang BOJ), karena bank sentral melanjutkan kebijakannya kontrol kurva imbal hasil.

Sementara itu baku tembak pada Kamis 17 Februari 2022 dini hari antara pasukan Kyiv dan separatis pro-Rusia, yang telah berperang selama bertahun-tahun dan di mana gencatan senjata dilanggar secara berkala, telah memperbarui ketakutan Barat akan invasi Rusia yang akan segera terjadi.

Baca Juga: Anggap Kliennya Tak Bersalah, Sri Dharen Harapkan Keadilan untuk Dilshod Alimov

 

Di ujung lain dari spektrum risiko, bitcoin diperdagangkan sekitar 40.500 dolar AS, sekitar level terendah dua minggu, setelah jatuh pada Kamis (17/2/2022) malam membuatnya turun 7,6 persen pada hari itu.

"Kripto telah menunjukkan kepada kita sekali lagi bahwa ia adalah aset berisiko beta tinggi, dan memiliki tampilan gelap yang menyeramkan yang dapat berubah menjadi sesuatu yang jelek," kata Chris Weston, kepala penelitian di pialang Pepperstone yang berbasis di Melbourne dalam surel pagi.

Euro melanjutkan minggu perdagangan berombak berdasarkan berita utama Ukraina dan berada di 1,1360 dolar AS, sementara pound berada di 1,3609 dolar AS didukung oleh pasar yang bertaruh pada pengetatan moneter lebih lanjut dari bank sentral Inggris (BOE).

Baca Juga: Pesawat Singapore Airlines Kembali Mendarat Mulus di Bandara Ngurah Rai Bali Disambut Water Salute 

Kebijakan bank sentral juga merupakan faktor dalam yen, setelah BOJ minggu ini menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah 10 tahun dalam jumlah tak terbatas guna menggarisbawahi tekadnya untuk menahan biaya pinjaman domestik. ***

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler