KATA FAKTA: Es Mencair Tidak Punya Pengaruh pada Kenaikan Air Laut?

- 3 November 2023, 22:53 WIB
Ilustrasi es kutub mencari sebabkan air laut naik
Ilustrasi es kutub mencari sebabkan air laut naik /

INDOBALINEWS – Seperti es batu yang mencair di gelas, volumenya tidak berubah. Hal itu dianggap sama kasusnya seperti es di kutub yang tidak mempengaruhi volume air laut.

Pernyataan tersebut pernah menjadi topik perdebatan di media sosial. Namun, bagaimana fakta sesungguhnya?

Sejumlah penelitian ilmiah dari berbagai jurnal telah berusaha menjelaskan dan mengukur dampak pencairan es kutub pada kenaikan air laut.

Baca Juga: Climate Change, Kepiting Salju di Pantai Alaska Menghilang

Tantangannya adalah terdapat beragam metode ilmiah dan parameter yang harus diperhitungkan dalam melakukan proyeksi tersebut.

Hasil penelitian seringkali menunjukkan variasi, dan itulah yang menghasilkan ketidakpastian dalam memprediksi sejauh mana kenaikan air laut akan berdampak.

Namun, ada kesamaan dalam kesimpulan yang mereka hasilkan: pencairan es di kutub benar-benar berkontribusi pada kenaikan permukaan air laut.

Metode-metode yang berbeda ini digunakan untuk memperkirakan seberapa jauh air laut dapat meningkat saat es di kutub terus mencair akibat perubahan iklim.

Baca Juga: Es di Kutub Mencair, Ini Visualisasinya

1. Hilangnya massa gletser dan lapisan es

Hilangnya es di Antartika sudah tiga kali lebih parah sejak 2012, yang membuat air laut global naik tiga milimeter dalam satu dekade terakhir.

Penelitian internasional yang didanai oleh NASA dan ESA (European Space Agency) menemukan bahwa, sekarang ini es di Antartika menyebabkan kenaikan air laut lebih cepat daripada 25 tahun yang lalu.

Hasil penelitian tersebut disebut Ice Sheet Mass Balance Inter-comparison Exercise (IMBIE) dan telah diterbitkan dalam jurnal Nature.

Penelitian ini melibatkan 80 ilmuwan dari 42 organisasi internasional dan menggabungkan data dari 24 survei satelit di Antartika.

Mereka menganalisis perubahan massa es di Antartika dari tahun 1992 hingga 2017 dan menemukan bahwa kehilangan es dari Antartika telah menyebabkan kenaikan permukaan laut global sebanyak 7,6 milimeter.

Terjadi peningkatan yang signifikan dalam tingkat kehilangan es, yang tiga kali lipat lebih parah sejak tahun 2012. Penyebabnya adalah peningkatan pelelehan es di Antartika Barat dan Semenanjung Antartika, serta pertumbuhan yang lebih lambat dari lembaran es Antartika Timur.

Baca Juga: Bumi Semakin Panas! Ini Perubahannya Jika Dilihat dari Satelit dalam Kurun 138 Tahun

2. Faktor geologis

Pada tahun 2019, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyusun proyeksi kenaikan air laut. Para ilmuwan dari seluruh dunia berkontribusi pada proyeksi ini.

Proyeksi tersebut menunjukkan bahwa jika pemanasan global melebihi empat derajat Celsius, kenaikan air laut bisa mencapai 1,10 meter pada tahun 2100, berbeda tergantung lokasi geografisnya.

Salah satu faktor yang memengaruhi perbedaan kenaikan air laut di berbagai wilayah adalah faktor geologis, seperti adanya cekungan samudra yang terbentuk akibat pergerakan lempeng tektonik. Kondisi geografis ini akan berdampak pada perubahan volume air yang memengaruhi kenaikan air laut.

Baca Juga: Konflik Israel-Palestina Memanas, Empat WNI Berhasil Dievakuasi dari Gaza

3. Faktor manusia

Selain faktor geologis, perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti peningkatan emisi gas rumah kaca, juga memainkan peran penting dalam kenaikan air laut.

Aktivitas manusia ini meningkatkan suhu bumi dan mempercepat pelelehan es di kutub. Sehingga, meskipun terdapat faktor alami seperti Siklus Milankovitch yang memengaruhi perubahan iklim, dampak dari perubahan iklim yang disebabkan manusia lebih dominan.

Jadi, klaim bahwa pencairan es di kutub tidak berkontribusi pada kenaikan air laut adalah tidak akurat. Fakta ilmiah menunjukkan bahwa pencairan es kutub adalah salah satu penyebab kenaikan permukaan air laut.

Meskipun masih ada ketidakpastian dalam memprediksi sejauh mana dampaknya, penting bagi kita untuk memahami bahwa perubahan iklim global membawa risiko serius bagi kenaikan air laut dan dampaknya terhadap masyarakat dan ekosistem di seluruh dunia.

Kita semua memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim, dengan harapan dapat meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi di masa depan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kenaikan air laut dan faktor-faktor yang memengaruhinya, kita dapat lebih siap dan berdaya tahan menghadapi perubahan iklim ini.**

Editor: Wildan Heri Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah