Rincian dalam laporan rahasia mengenai cadangan bijih uranium Arab Saudi itu pertama kali dilaporkan media Inggris The Guardian yang dikutip oleh zonajakarta.com dari DailyMail dan Galamedia, Jumat (18/9/2020)
Pengungkapan aset tersebut meningkatkan kekhawatiran terkait potensi persenjataan militer Arab Saudi, karena timnya menemukan ada lebih dari 90.000 ton uranium yang dapat diproduksi dari tiga endapan utama di tengah dan barat laut Arab Saudi.
Dilaporkan bahwa para ahli geologi bekerja sepanjang tahun, termasuk di musim panas yang terik untuk memastikan cadangan. Dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi cadangan dan biaya penggaliannya.
Baca Juga: 'Ahok Banyak Bacot Tanpa Dasar' , Hingga Andre Minta Jokowi dan Erick Pecat Ahok
Arab Saudi saat ini masih menjadi eksportir minyak utama dunia ingin menggunakan kekayaan logamnya untuk diversifikasi energi. Tetapi pengayaan uranium juga membuka kemungkinan penggunaannya untuk militer.
Pakar senior dalam program kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for Peace, Mark Hibbs mengatakan, “Jika negara Anda mempertimbangkan pengembangan senjata nuklir, semakin banyak sumber nuklir asli dari negara Anda, semakin baik.”
Baca Juga: WHO: Jangan Harap Ada Cukup Vaksin Hingga 2022, Jokowi Optimis 2021 Vaksin Merah Putih Sudah Siap
Dalam beberapa kasus, pemasok uranium asing akan menginginkan komitmen untuk menggunakannya dalam ‘misi perdamaian”.
“Jadi jika uranium Anda asli dari sumber daya sendiri, Anda tidak perlu khawatir tentang kendala itu,” lanjutnya.
The Guardian mengatakan laporan sejauh ini tidak dapat diverifikasi secara independen. Namun laporan disusun oleh Institut Penelitian Geologi Uranium Beijing (BRIUG) dan Perusahaan Nuklir Nasional China (CNNC), bekerja sama dengan Survei Geologi Saudi.