ADB Bukukan Hasil Riset Sektor Informal Saat Pandemi, Bambang Susantono: Jadi Acuan Langka

- 2 September 2022, 05:49 WIB
Peluncuran Buku Informal Services in Asian Cities, Lessons for Urban Planning and Managrment From The Covid-19 Pandemic', Kamis 1 September 2022.
Peluncuran Buku Informal Services in Asian Cities, Lessons for Urban Planning and Managrment From The Covid-19 Pandemic', Kamis 1 September 2022. /Shira Indobalinews

INDOBALINEWS - Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia meluncurkan buku berjudul 'Informal Services in Asian Cities, Lessons for Urban Planning and Managrment From The Covid-19 Pandemic', Kamis 1 September 2022.

Buku yang merupakan hasil kolaborasi dari ADB,ADB Institute dan Ibu Kota Negara (IKN) ini merupakan kumpulan hasil riset dari 20 orang peneliti sektor informal di berbagai kota di Asia saat pandemi COVID-19. 

Kepala Otorita IKN yang juga menjadi editor penulisan buku ini bersama dengan Ashok Das mengatakan buku ini bisa dibilang sebagai salah satu acuan langka karena sektor informal belum banyak diteliti sekaligus dibukuan.

Baca Juga: Wakil Ketua KPK: Jangan Jadi Pejabat Kalau Ingin Kaya

"Tak banyak yang menuliskan tentang sektor informal dan tantangannya adalah pencarian data apalagi di masa pandemi. Untungnya para periset berasal dari berbagai negara sehingga bisa berinteraksi langsung mencari data-data dari sektor informal," ujar Bambang Susantono yang juga merupakan mantan Wakil Presiden ADB.

Dalam acara peluncuran buku yang berlangsung di Mengwi Room Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) ini Bambang turut didampingi oleh Director ADB Lei Lei Song, Albert Park, Chief Economist ADB dan Tetsushi Sonobe, Dean and CEO ADBI serta dihadiri para penulis buku tersebut.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan bahwa buku ini merupakan riset bersama dari lebih 20 peneliti di beberapa kota di Asia untuk mengetahui sejumlah hal.

Kepala Otorita IKN Bambag Susantono memperlihatkan Buku Informal Services in Asian Cities, Lessons for Urban Planning and Managrment From The Covid-19 Pandemic', Kamis 1 September 2022.
Kepala Otorita IKN Bambag Susantono memperlihatkan Buku Informal Services in Asian Cities, Lessons for Urban Planning and Managrment From The Covid-19 Pandemic', Kamis 1 September 2022. Shira Indobalinews

Baca Juga: Jenderal Moeldoko: Bagi Kaum Milenial Tantangan adalah Kebutuhan

Diantaranya untuk mengetahui bagaimana perilaku, bagaimana policy, action plan dan juga bagaimana kebijakan-kebijakan yang harus diambil untuk sektor informal.

"Studynya merupakan studi cross country jadi beberapa negara diantaranya Indonesia, Filipina, Kamboja, Bangladesh dan Nepal yang menjadi sintesa bersama," imbuhnya.

Karenanya, lanjut Bambang diharapkan dengan pengalaman-pengalaman yang ada di beberapa negara tersebut kita bisa mengetahui banyak hal.

Misal saja kita mengetahui bagaimana kondisi sektor informal terutama saat covid 19 itu. Juga bagaimana kita merespon atau memberikan policy yang paling menguntungkan atau paling bermanfaat tidak saja bagi sektor informal tapi juga formal.

Baca Juga: Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Terlihat Saling Menguatkan Saat Rekonstruksi, Ini Kata Pengacara

Misalnya adalah ada beberapa negara yang memperlihatkan bahwa saat lockdown,mereka mereka yang tidak keluar rumah faktanya ternyata tidak lebih baik kondisinya dari mereka yang keluar rumah.

"Di sisi lain ini juga bagaimana sektor ini berupaya sendiri dari sisi ekonomi untuk survive. Di sisi lain mereka bisa bertahan di tengah krisis dan mereka masih bisa mengembangkan diri dengan peralatan yang sederhana seperti digital teknologi dan lain-lain," jelas Bambang.

Bambang juga menjelaskan bahwa buku tersebut ditulis dan disusun kurang lebih selama satu tahun. Saat dirinya masih mengabdi sebagai Wakil Presiden di ADB.

Baca Juga: Sosialisasi Peraturan Menteri Perdagangan No. 25 Tahun 2022 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor

Diungkapkan juga oleh Bambang, ada sejumlah hal yang cukup menantang saat pembuatan buku. Salah satunya adalah soal data. 

"Jadi data itu merupakan salah satu yang memang cukup menantang buat para periset. Keuntungan kami adalah perisetnya ada di berbagai negara, bisa langsung berinteraksi dan kemudian juga mencari data. Karena kita tahu data tentang sektor informal ini memang tidak gampang untuk didapatkan," paparnya.

Bambang Susantono menegaskan, buku yang diluncurkan ini ditujukan kepada masyarakat global dengan memberikan berbagai pengetahuan kepada masyarakat luas.

Baca Juga: BLT dan Dana Bantalan Sosial Tambahan Segera Mengucur, Sri Mulyani Sebut Total Rp24,17 Triliun

"Tidak hanya akademisi, tapi juga practitioner di development (atau) di pembangunan, kemudian manajer-manajer kota, terutama di Asia Pasifik," papar Bambang Susantono dalam acara yang digelar di BNDCC Nusa Dua Bali yang dihadiri selain oleh para penulis buku juga para akademisi dari beberapa universitas di Indonesia serta Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Pusat Teguh Santosa dan Pengurus JMSI Bali Yadi Permana.  ***

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x